Berita Internasional
Aksi Heroik Pasukan TNI Selamatkan Warga Sipil Terluka dari Kebrutalan Bandit Kongo
Pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco langsung untuk turun tangan untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan.
TRIBUNJATENG.COM - Sekelompok bandit bersenjata Kongo kembali melakukan teror terhadap warga sipil pada Sabtu (1/8/2020).
Pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco langsung untuk turun tangan untuk melakukan pengamanan dan penyelamatan.
Akibat teror bandit Kongo tersebut, puluhan warga sipil terluka bahkan ada yang meninggal dunia.
• Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo dan Staf Humas Positif Covid-19, Akses Ke Gedung Ditutup
• Jadwal MotoGP Ceko 2020 Pekan Ini, Fabio Quartararo Harus Buktikan Kualitasnya
• Asisten Rumah Tangga Bupati Boyolali Positif Covid-19, Seno Samodro Negatif
• Liga Italia Musim 2020-2021 Resmi Dimulai pada 19 September
Melansir dari dari laman tni.mil.id, Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco berhasil mengevakuasi warga sipil Kongo yang menjadi korban penghadangan bandit bersenjata di Republik Kongo.
Hal tersebut diungkapkan dalam release tertulisnya Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO, bertempat di Base Camp Indo RDB Kalemie, Provinsi Tanganyika Republik Demokratis Kongo.
Dansatgas menyampaikan, kronologinya berawal saat 10 bandit bersenjata melakukan penghadangan terhadap dua kendaraan truk yang melintas di desa Kako Village,10 KM dari Static Combat Deploymet (SCD) Lulimba, Sabtu dini hari (1/8/2020).
Informasi kejadian tersebut beredar dengan cepat dan diterima oleh CLA dari Chief Village.
Kemudian info tersebut disampaikan kepada Komandan SCD Lulimba Mayor Inf Yoni untuk meminta perlindungan pengamanan dan pertolongan bagi korban yang terluka.
Menanggapi laporan tersebut, Dan SCD Lulimba segera mengirim 35 personil yang tergabung dalam tim Long Range Patrol (LRP), terdiri dari Quick Response Team dan tim medis untuk meluncur ke lokasi kejadian dalam rangka melaksanakan Protection of Civilian (POC).
Setibanya di lokasi kejadian, Tim LRP yang dipimpin oleh Lettu Arm Sudarmo langsung melakukan pengamanan wilayah dan memberikan bantuan pengobatan terhadap korban yang berjatuhan.
Adapun koban yang ditimbulkan akibat penghadangan tersebut terdiri dari 3 orang meninggal dunia akibat luka tembak, 22 orang terluka akibat truk terguling dan beberapa orang di antaranya mengalami penganiayaan dari para Bandit.
Usai berhasil menyelamatkan para korban, Dantim LRP dibantu oleh Language Assistance (LA) berkoordinasi melekat dengan Armed Forces of the Democratic Republic of the Congo (FARDC) dan Local Police untuk proses Investigasi lebih lanjut.
Selain itu, koordinasi dilakukan dengan Médecins Sans Frontières (MSF) Team terkait evakuasi korban ke rumah sakit Lulimba dan Misisi.
Pasca evakuasi korban, tim LRP Lulimba tetap berjaga di Area Kako Village guna memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut agar tidak terjadi serangan susulan dan kekerasan kembali.
Bandit Kongo culik Warga AS
Di kasus sebelumnya, Satgas TNI Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO juga sukses membebaskan warga Amerika Serikat yang diculik bandit Kongo.
Meski harus menghadapi bandit Kongo bersenjatakan AK-47, para prajurit TNI sama sekali tak gentar.
Bahkan, operasi pembebasan itu berjalan sukses tanpa adanya baku tembak.
Kronologinya berawal saat seorang warga Amerika Serikat bernama Sarah, diculik dan disekap selama 16 hari di Ake Village, 10 kilometer dari Lulimba, Kongo.
Informasi mengenai adanya warga AS yang diculik bandit Kongo ini kemudian diterima oleh Pasukan Garuda Satgas TNI Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) MONUSCO.
"Keberhasilan dalam penyelamatan diawali dengan diterimanya informasi dari chief dan MSF team kepada Komandan Static Combat Deployment (SCD) Lulimba Mayor Inf Yoni," ujar Komandan Satgas TNI RDB Kolonel Inf Daniel Lumban Raja dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI Bebaskan Warga AS dari Penculikan Kelompok Bandit Kongo'
Informasi itu menunjukkan bahwa akan ada negosiasi dengan kelompok bandit yang menculik Sarah setelah penyekapan sekitar 16 hari di markas kelompok itu.
Kemudian, SCD Lulimba Satgas Indo RDB XXXIX-B Monusco bersama Regiment Commander FARDC, Commander Local Police dan Team MSF melaksanakan briefing untuk negosiasi akhir dalam rangka membebaskan sandera.
Dalam briefing tersebut sekaligus ditentukan langkah untuk menindaklanjuti informasi yang telah didapat serta mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.
Setelah menemukan titik terang dalam proses negosiasi, akhirnya kelompok bandit tersebut bersedia untuk membebaskan sandera.
"Satgas Indo RDB berperan penting dalam memastikan situasi keamanan terkendali dengan melaksanakan pengamanan ring luar guna mem-back up dan mengambil tindakan apabila terjadi situasi genting dalam proses terjadinya negosiasi sandera yang terjadi di desa Ake tersebut," kata dia.
Pelaksanaan negosiasi pun berjalan lancar meski harus berhadapan dengan tiga orang bandit yang bersenjatakan tiga pucuk AK-47.
Kondisi Sarah pun dilaporkan stabil dan lansung dilakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif.
Atas keberhasilan tersebut, Chief dan MSF Team menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada semua pihak termasuk Satgas Indo RDB MONUSCO, yang telah berkerja keras membantu proses pembebasan sandera di Kampung Ake itu.
Prajurit TNI AD Gugur Akibat Serangan Milisi Kongo
Sebelumnya, sempat terjadi tragedi yang memilukan di Kongo.
Seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco gugur saat menjalankan tugas misi sebagai pasukan perdamaian PBB di wilayah Republik Demokratik Kongo, Afrika.
Informasi ini disampaikan Sy Koumbo, perwira komunikasi Misi Stabilisasi PBB untuk RD Kongo (Monusco), seperti dilaporkan AFP Selasa (23/6/2020).
"Satu anggota Helm Biru (pasukan perdamaian PBB) gugur dan satunya terluka namun tidak serius."
"Saat ini kondisinya stabil," jelas Koumbo.
Sementara, Pusat Penerangan TNI, Komandan Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco Letkol Czi MP Sibuea SH MHan, mengatakan prajurit TNI yang gugur atas nama Serma Rama Wahyudi gugur.
Serma Rahma Wahyudi merupakan anggota TNI AD yang berdinas di Denpal (Detasemen Peralatan) Pekanbaru di Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Lalu seorang rekan Serma Rama Wahyudi terluka dalam serangan kelompok bersenjata di wilayah Makisabo, Kongo, Afrika, Senin (22/6/2020) pukul 17.30 waktu setempat.
Pasukan PBB kemudian mengevakuasi rekannya yang menjadi korban serangan milisi di Kongo (puspen tni).
Ia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada saat tugas pengiriman ulang logistik ke Temporary Operation Base (TOB) bagi prajurit Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco yang melaksanakan pembangunan Jembatan Halulu sebagai sarana pendukung bagi masyarakat setempat.
Ketika perjalanan kembali ke COB (Central Operation Base), konvoi dihadang milisi dengan dihujani tembakan ke arah konvoi kendaraan angkut personel yang dikawal oleh dua unit kendaraan tempur APC Malawi Batalyon di wilayah Makisabo.
Serangan mendadak tersebut diduga dilakukan oleh Allied Democratic Forces (ADF), kelompok bersenjata yang berkonflik dengan pemerintah Republik Demokratik Kongo.
Usai kontak senjata, diketahui bahwa Serma Rama Wahyudi meninggal dunia akibat terkena tembakan yang menembus dada atas sebelah kiri.
Sementara satu prajurit TNI lainnya yang terluka saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Level III Goma MONUSCO.
Dalam rilis resminya, Kepala Monusco Leila Zerrougui mengecam serangan itu, dan menduga pelakunya adalah Pasukan Aliansi Demokratik (ADF).
ADF merupakan kelompok bersenjata yang terkenal mempunyai reputasi buruk, dan beroperasi di kawasan timur negara yang dulunya bernama Zaire tersebut.
Zerrougui menerangkan, prajurit Indonesia itu bertugas dalam proyek untuk membangun jembatan yang berada di kawasan Hululu.
ADF merupakan pergerakan yang awalnya berasal dari Uganda pada 1990-an silam, dan menentang pemerintahan Presiden Yoweri Museveni.
Pada 1995, mereka pindah dan bermarkas di Kongo, meski diyakini mereka tidak melancarkan serangan ke Uganda selama bertahun-tahun.
Berdasarkan data dari PBB, 500 orang tewas karena aksi mereka sejak akhir Oktober 2019, ketika militer RD Kongo melaksanakan operasi.
ADF diketahui membunuh 15 pasukan perdamaian PBB dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan membunuh tujuh lainnya dalam penyergapan Desember 2018.
Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco merupakan satgas PBB dari Indonesia yang banyak memberikan kontribusi besar dalam pembangunan infrastruktur di daerah misi dan telah mendapatkan apresiasi besar dari Markas PBB, salah satunya adalah program pembangunan dan rehabilitasi jalan Kasinga-Kadidiwe, Kongo.(Achmad Nasrudin/Putra Dewangga/Kompas.com/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bandit Kongo Meneror Lagi, Pasukan TNI Selamatkan Warga Sipil yang Berjatuhan, Begini Kronologinya