Berita Kudus
SMA Wisudha Karya Kudus Mulai Terapkan KBM Tatap Muka per Shift Khusus Praktik
SMK Wisudha Karya Kudus mulai melakukan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah sejak akhir Juli 2020.
Penulis: raka f pujangga | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - SMK Wisudha Karya Kudus mulai melakukan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah sejak akhir Juli 2020.
Kegiatan belajar mengajar itu dilakukan karena mulai ada komplain dari orang tua agar anaknya bisa segera masuk sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Wisudha Karya, Darmanto menyatakan telah mendapatkan komplain dari orang tua sehingga pihaknya berupaya untuk menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
• Mengapa Malam Ini Wilayah Jateng dan Yogyakarta Diguyur Hujan? Ini Jawaban BMKG
• Kasus Irwansyah Dihentikan, Laudya Cyntya Bella Sebagai Pemilik Saham Terbesar Buka Suara
• Syarat & Cara Pelaku Usaha Mikro Dapat Bantuan 2,4 Juta, Teten Masduki: Pertengahan Agustus Kickoff
• Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai Diganti, Kini Dijabat Mantan Dirreskrimsus Polda Lampung
Dari tujuh jurusan, hanya empat yang sudah dibuka yakni jurusan listik, mekatronika, teknik pemesinan, dan teknik kendaraan ringan.
"Sebelum membuka pembelajaran tatap muka ini, kami sudah meminta izin tertulis bersama orang tua murid," kata dia, Rabu (12/8/2020).
Sedangkan tiga jurusan lainnya, yakni teknikal kapal niaga, nautica kapal niaga, dan teknik elektronika industri akan dibuka secara bertahap.
"Nanti sambil melihat kondisinya akan kami buka bertahap," jelasnya.
Biar pun Kabupaten Kudus saat ini masih masuk dalam zona merah, dia menilai kualitas pendidikan siswa juga tidak kalah penting.
Terutama kemampuan siswa dalam mata pelajaran produktif bengkel yang mengharuskan praktek.
Sehingga kelas tatap muka tetap dibuka untuk praktik siswa agar kualitas pendidikannya tetap sama di tengah masa pandemi ini.
"Anak-anak ini sudah libur sejak bulan Maret. Efektif pembelajaran hanya sampai minggu ketiga bulan November sebelum ujian tengah semester," ujar dia.
Sehingga pihaknya bersama orang tua murid sepakat untuk membuat kelas tatap muka sesuai protokol kesehatan.
Setiap siswa mengenakan masker, faceshield, dan sarung tangan selama melakukan aktivitas praktek.
"Dari 1.752 siswa yang ada di sini, setiap hari hanya 70-100 siswa yang masuk. Bergiliran dengan siswa yang lainnya, kami buat sistem shift," kata dia.
Sedangkan untuk mata pelajaran non praktek, kata dia, tetap dilakukan menggunakan metode daring.
Siswa yang ikut praktek pun hanya mereka yang berdomisili di wilayah Kabupaten Kudus.
Pasalnya, 10 persen dari total siswa di sana berdomisili dari luar wilayah misalnya Jepara dan Pati.
"Kami memahami betul risikonya untuk siswa yang dari luar wilayah. Tetap kami mempertimbangkan untuk tidak ikut praktek," ujarnya.
Aditya Fernanda Putro (16), Jurusan Teknik Pemesinan SMK Wisudha Karya mengaku senang bisa masuk kembali bersekolah setelah belajar di rumah sejak bulan Maret 2020.
Dia mengatakan bosan karena terlalu lama berada di rumah sehingga rindu kegiatan di sekolah.
"Saya bosan belajar jarak jauh. Lebih senang begini bisa belajar di sekolah," jelas dia.
Dia tengah melatih kemampuannya menggunakan mesin untuk membuat pahatan-pahatan.
"Buatnya harus hati-hati, yang sudah ini buat pahatnya," jelasnya. (raf)
• Pegawai Swasta Ramai-ramai Buka Rekening, BCA Kudus Kebanjiran Permohonan Nasabah Baru
• Update Virus Corona Kota Semarang Rabu 12 Agustus 2020, Kecamatan Ngaliyan Paling Banyak
• Sosok Habib Umar Assegaf Korban Pengeroyokan di Solo, Farid: Tapi Bukan Habib yang dari Bangil
• Perusahaan Milik Keluarga Suami Nia Ramadhani Bakrie Group Raih Untung Rp 800 Miliar di Tahun 2019
--