Kisah Bocah SD di Batang Jualan Bolang-baling Demi Beli Smartphone untuk Belajar Daring

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Semenjak pembelajaran daring diberlakukan, setiap pagi usai membersihkan diri dan salat subuh, M. Djibran Dzakwan seorang siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) membantu kedua orang tuanya menjajakan makanan tradisional bolang-baling.

Jibran dan keluarganya berbagi tugas, ayahnya Ali Subkhan membuat bahan adonan bolang baling.

Sedangkan sang ibu, Yuliana yang mencetak dan menggoreng.

• Kisah Mbah Khotim Sampai ke Telinga Jokowi, Ajudan Pribadi Presiden Turun Langsung Bawa Bantuan

• Viral 9 Siswi SMP Solo Bully Teman di Alkid, Orangtua: Perasaan Saya Kacau Balau

• Uang Hasil Jualan Keliling Dibawa Penipu, Mbah Khotim 1 Jam Bengong Tak Percaya, Pulang Jalan Kaki

• Atiqah Hasiholan Benarkan Jika Sang Ayah Pemilik Diskotik No 1 di Asia

Selepas bolang-baling siap, Jibran mulai menjajakannya jam 6 pagi.

Membawa keranjang bolang-baling di belakang sepedanya, Jibran dibantu kakak sepupunya Muhammad Ardika Saputra tanpa rasa malu mereka justru terlihat semangat berjualan keliling kampung di daerah Karangasem Selatan hingga Pasar Batang.

Untuk menarik pembeli, sepedanya diberi pengeras suara dengan suara khas rekaman jajakan yang ia rekam sendiri.

Dalam beberapa jam, Jibran bisa menjual sekitar 250 hingga 300 biji bolan-baling.

Bolang-baling yang dijual dengan harga Rp 1.000 ini biasanya laris manis diserbu pembeli jika Jibran mangkal di Pasar Batang.

"Saat masih libur karena virus corona, bisa sampai jam 9 pagi, tapi karena sekarang sudah mulai sekolah tatap muka bergantian pas giliran masuk jualan cuma sampai jam 7 pagi," tutur siswa kelas enam kepada Tribunjateng.com.

Dengan membantu orang tuanya berjualan, Jibran mendapatkan upah sekitar Rp 10 Ribu perhari.

Biasanya uang tersebut dibagi dua, untuk tabungan dan uang jajannya.

"Uang tabungan nanti dikumpulkan buat beli smartphone, sejak sekolah online susah mengikuti karena harus bergantian dengan ibu sedangkan ibu bekerja dan pulangnya sore, jadi kadang harus mengejar materi dan tugas," jelasnya.

Ibu Jibran, Yuliana terenyuh akan semangat sang anak untuk menjajakan bolang-baling buatannya bahkan sampai berinisiatif mangkal di Pasar Batang.

"Biasanya yang keliling saya tapi saat libur pandemi sekolan atas inisiatif Jibran sendiri, dia ingin jualan bantu ibu di sisi lain katanya kasian sama saya kalau harus beli hape baru dan kuota terus sehingga dia bantu jualan, karena upahnya bisa di tabung," ujarnya.

Saat berjualan, Jibran juga mengingatkan pembelinya untuk menggunakan masker dan menjaga kebersihan.

Di sela-sela berjualan, Jibran juga inisiatif mengingatkan pedagang di Pasar Batang untuk menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan.

"Banyak pelanggan saya yang bilang ke saya, kalau Jibran selalu mengingatkan pembeli untuk pakai masker dan jaga kebersihan, bahkan di Pasar dia juga mengingatkan pedagang menggunakan speaker," ujarnya.

Sebagai orang tua, ia tidak melarang anaknya jika ingin terus mengembangkan minatnya dalam usaha penjualan bolang-baling.

Malah menurutnya ia juga bisa mengajari anaknya untuk berwirausaha dini seperti ayah ibunya.

Yang terpenting usahanya ini tidak menganggu aktivitasnya sebagai pelajar.

"Yang paling penting sekolahnya tidak terganggu, dan memang semangatnya berjualan untuk menunjang dia belajar online, sebagai orang tua kami mendukung agar anak juga belajar bagaimana berwirausaha," pungkasnya. (din)

• MotoGP 2020 - Maverick Vinales Percaya Diri Menang di Sirkuit Red Bull Ring

• MotoGP 2020 - Pembalap Lain Harus Hati-hati, Pol Espargaro Mulai Marah

• 35 Orang Ikuti Donor Darah DPD PSI Kota Semarang Dalam Rangka Peringati HUT Kemerdekaan RI

• Polres Kebumen Bagikan 10 Ton Beras ke Warga Terdampak Corona