Berita Internasional
Kisah Mencekam Kadhim Lolos dari Pembantaian Massal ISIS pada 1.700 Taruna, Dikira Sekarat
Ali Hussein Kadhim, bersama sekitar 1.700 taruna di sekolah militer, ditangkap oleh milisi kelompok yang menamakan diri ISIS di kota Tikrit, Irak, pad
"Saya bisa merasakan darah itu hangat," kata Kadhim.
"Orang ini masih bernapas"
Lalu terdengar suara tembakan yang mestinya terarah ke badan Kadhim.
Tapi peluru tidak menghantam badannya.
"Saya tak tahu ke mana peluru itu lari," kata Kadhim.
Sang eksekutor mendekat dan menendang badan Kadhim.
"Orang ini masih bernapas," kata eksekutor.
"Ia masih hidup, ia masih bernapas," teriaknya. Namun komandan eksekutor mengatakan,
"Biarkan saja..."
"Biarkan ia menderita, biarkan dia mati kehabisan darah," kata komandan ISIS.
Padahal, Kadhim sebenarnya tak berdarah. Ia tak tertembak.
"Ada darah di badan saya, tapi itu berasal dari taruna yang berada di sebelah saya," kata Kadhim.
Ia mengatakan ia berada di tempat ini sampai malam tiba.
Ia bisa merasakan para taruna di dekatnya yang menemui ajal.
"Saya tak tahu bagaimana bisa bertahan dalam situasi ini," katanya.
Suasananya mencekam dan menakutkan. Pada malam itu, setelah merasa aman, Kadhim menyelamatkan diri.
"Saya tidak akan pernah melupakan kejadian itu," kata Kadhim.
Belakangan Kadhim mengetahui tak kurang dari 1.700 taruna militer tewas di tangan milisi ISIS.
Sejauh ini hanya Kadhim yang diketahui lolos dari pembantaian tersebut.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Ini Kisahkan Lolos dari Pembantaian Massal ISIS: Ada Darah di Badan Saya, tapi..."