Berita Banyumas
Irigasi Singomerto Dikeringkan, Warga Bawang Banjarnegara Menjerit Kekeringan
Dampak pengeringan irigasi Singomerto Kabupaten Banjarnegara mulai dirasakan sebagian masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Dampak pengeringan irigasi Singomerto Kabupaten Banjarnegara mulai dirasakan sebagian masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Di media sosial, warganet ramai mengeluhkan kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat itu.
Masalahnya, menurut Prapti, warga Desa Masaran Kecamatan Bawang, jadwal pengeringan irigasi kali ini terlalu panjang.
• Petarung UFC Dikeroyok hingga Nyaris Tewas saat Berlibur di Bali
• Cerita Warga saat Polsek Ciracas Dibakar, Dicegat Orang Bersenjata hingga Masuk Mako Kopassus
• Kata Dandim Soal Perusakan Polsek Ciracas: Mungkin Kita Kerahkan Intelejen untuk Cari Info
• Respons Esti Widodo Soal Tempat Kos di Banjarnegara Jadi Lokasi Prostitusi
Sampai saat ini, genap sudah sembilan hari irigasi dikeringkan oleh pihak terkait.
Saluran irigasi yang mulanya teraliri air mendadak kering kerontang.
"Mungkin bagi mereka yang tinggal di daerah mudah mendapatkan air tidak begitu berpengaruh.
Tapi bagi kami, selain lahan pertanian kering, kolam ikan dan mata air bersih yang biasa kami gunakan untuk minum, memasak dan mandi juga sudah mulai mengering,"katanya, Sabtu (29/8)
Pengeringan irigasi Singomerto yang dianggap terlalu lama ini tentu jadi soal.
Pasalnya, aliran dari sungai Serayu itu dimanfaatkan masyarakat untuk banyak kepentingan.
Selain untuk mengaliri lahan pertanian, aliran irigasi juga dipakai warga untuk mengairi kolam ikan.
Karena irigasi kering, otomatis warga tidak bisa memanfaatkannya untuk mengairi kolam.
Alhasil, kolam-kolam ikan milik warga pun kering.
"Kolam ikan juga kering,"katanya
Debit air bersih yang mengalir ke rumah warga dari Pamsimas pun ikut mengecil.
Sumur-sumur sebagian warga juga mengering.