Liputan Khusus
Begini Pengakuan Orang-orang Coba Bunuh Diri Tapi Masih Hidup
Mahasiswi di perguruan tinggi di Semarang, sebut saja Sekar (nama samaran) menceritakan kisahnya yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Kemudian saya sadar, Allah Maha Pengampun.
Walaupun saya pernah berbuat dosa besar, saya ingin berubah jadi lebih baik," tambah Sekar.
Pengakuan berbeda dialami Pedro (nama samaran) pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri karena dikucilkan oleh keluarganya sendiri.
Dia dikucilkan karena dianggap oleh keluarganya sebagai pembawa virus Covid-19.
"Benar memang saat itu ada teman sekantor yang sudah kena corona.
Lalu saya kena.
Di tes swab pertama, saya positif.
Akhirnya diharuskan untuk karantina mandiri, walaupun kondisi baik-baik saja tidak ada gejala," ujarnya.
Selama karantina, Pedro sama sekali tidak berkomunikasi dengan keluarga.
Ia merasa dibuang oleh keluarganya sendiri karena membawa penyakit menular.
Padahal, sehari-hari Pedro kerap bercanda dengan anak dan cucunya.
"Saya selama dikarantina merasa tidak berguna lagi.
Sejak divonis positif rasanya hidup saya ada di ujung kematian.
Apalagi sikap keluarga yang kemudian menjauhi saya. Itu membuat saya ada pikiran untuk bunuh diri saja," tuturnya.
Karena pernah melakukan percobaan bunuh diri namun gagal, akhirnya Pedro dikarantina di RSJ.