Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Jumlah Kasus Bunuh Diri Meningkat Selama Pandemi, Begini Saran Psikolog

Dekan Fakultas Psikologi USM, Dr. Rini Sugiarti, M.Si, Psikolog menyebutkan, penyebab utama orang bunuh diri muncul apabila sudah merasa sendiri

Editor: iswidodo
net
ILUSTRASI 

"Pasien saya itu setelah saya terapi mengaku sudah sadar. Mengaku jika bunuh diri itu perbuatan dosa dan ingin menjalani hidup yang lebih baik. Tapi malam harinya saya dikabari dia meninggal karena bunuh diri. Laki-laki memang lebih berhasil dibandingkan perempuan. Perempuan itu lebih banyak punya keinginan bunuh diri, tapi itu hanya ada di dalam pikiran saja. Tidak sampai dilakukan," bebernya.

Di lain pihak, Humas RSJD Amino Gondohutomo, ketika dimintai data terkait jumlah pasien yang pernah mencoba bunuh diri per tahun mengaku tidak ada. "Sudah saya koordinasikan dengan wadir pelayanan, data yang diminta tidak ada," kata Hesti Anggraini

Kemudian tim Tribun Jateng mencoba untuk bertanya ke rumah sakit jiwa lain yang ada di Kota Magelang. Yoyon, Humas RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, menjelaskan jika pada tahun 2019 ada 275 pasien dengan risiko bunuh diri. "Sedangkan Agustus tahun 2020 ada 167 pasien risiko bunuh diri (RBD). Data diambil dari laporan instalasi rawat inap," terangnya.

Dijelaskan oleh Hesti Anggraini, Psikiater RSJD Amino Gondohutomo, istilah bunuh diri ada tiga tahapan yaitu ide bunuh diri, kedua percobaan bunuh diri, ketiga tindakan bunuh diri. Penanganan untuk tiap tahapan juga berbeda-beda.

"Ketika seseorang mempunyai ide bunuh diri, biasanya langsung saya terapi dengan kejang listrik dan obat-obatan," kata dia. Kejang listrik akan membuat seseorang menjadi lupa bahwa dia sebelumnya punya keinginan untuk bunuh diri. Kemungkinan untuk sembuh masih bisa, jika ditangani dengan tepat.
"Namun bila dia pernah coba bunuh diri dan gagal, maka saya sarankan untuk dirawat di RSJ. Karena ada kemungkinan mengulanginya lagi," tuturnya.

Ketika melihat atau mendengar seseorang yang memiliki ide untuk bunuh diri, jangan sekali-kali dimahari dan dianggap remeh. Sebaiknya orang tersebut diberi pendekatan untuk mau menceritakan alasannya mengapa memiliki ide tersebut.

Orang tersebut biasanya merasa sendiri di dalam sebuah lingkungan dan tidak ada yang mau mendengar masalahnya. Terlebih kalau yang mengucapkan hal tersebut adalah anak-anak atau remaja. Itu patut diwaspadai, karena mereka cenderung nekat melakukan tindakan bunuh diri tanpa ada pertimbangan. Beda dengan orang dewasa yang kadang masih memikirkan orangtua, anak, maupun istrinya. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved