Berita Nasional
Pasukan Khusus Rajawali di BIN Disebut Bukan Unit Tersendiri Tapi Hanya Kode Sandi
Deputi VII Badan Intelijen Negara ( BIN) Wawan Hari Purwanto membantah pihaknya memiliki pasukan khusus Rajawali merupakan kode sandi untuk Pendidikan
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Deputi VII Badan Intelijen Negara ( BIN) Wawan Hari Purwanto membantah pihaknya memiliki pasukan khusus sebagaimana ramai diberitakan.
Wawan menjelaskan, Pasukan Khusus Rajawali merupakan kode sandi untuk Pendidikan Intelijen Khusus (Dikintelsus).
Tujuannya agar personel BIN memahami tugas dan dinamika di lapangan terkait intelijen tempur, taktik dan teknik Intelijen di medan hutan, perkotaan serta peningkatan kapabilitas SDM.
• TNI Kerahkan 2 Pesawat Tempur F-16 & Helikopter di Batas Australia dan Timor Leste, Ada Apa?
• PDIP Turunkan Rekom Baru di Demak, Pengasuh Ponpes di Mranggen Ali Makhsun Gantikan Jos
• Kapolda Jateng Perintahkan Setiap Polres yang Daerahnya Gelar Pilkada untuk Cegah Kluster Baru
• Dijenguk Mahfud MD, Syekh Ali Jaber Titip Salam Sungkem untuk Presiden Jokowi
"Ini bukan pasukan (unit) tersendiri namun kepelatihan intelijen khusus yang diberikan kepada personel BIN yang bertugas di lapangan (bersama TNI, Polri)," kata Wawan dalam keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).

Wawan menuturkan, pelatihan itu dilaksanakan berdasarkan evaluasi terhadap hasil operasi satgas di wilayah konflik.
Ia mengatakan, personel BIN di Papua ada yang telah gugur dan terluka.
Menurut Wawan, penutupan Dikintelsus selalu diwarnai dengan atraksi keterampilan, baik bela diri, teknologi informasi, bahan peledak atau ketrampilan senjata serta simulasi penumpasan ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan) lainnya.
Pendidikan ini, kata Wawan, ditujukan untuk mengasah kemampuan dalam mengatasi tugas khusus yang berat dan medan yang sulit.
Setelah selesai pendidikan mereka diterjunkan untuk tugas klandestin di berbagai sasaran yang menjadi titik ATHG.
Mereka terjun seorang diri ataupun bekerja dengan tim kecil (Satgas).
Wawan menegaskan, Dikintelsus tak dibentuk menjadi sebuah pasukan, tetapi akan diterjunkan secara personal atau mandiri di wilayah tugas.
Dengan demikian peserta Dikintelsus bukan pasukan tempur, meski latihannya adalah latihan parakomando.
"Diklat seperti ini biasa dilakukan di BIN, semua ditujukan untuk menciptakan insan intelijen yang tangguh guna melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, serta menjaga keselamatan 267 juta rakyat Indonesia," kata Wawan.
"Saya juga mantan rektor STIN yang sekarang disebut gubernur, sehingga paham akan sistem pendidikan yang diterapkan di BIN. Setelah selesai pendidikan mereka kembali ke unit tugas masing- masing sesuai tupoksinya," tutur dia.
Wawan mengatakan, atraksi penutupan pendidikan adalah simulasi hasil pendidikan yang mencerminkan ketangguhan skill, spirit, stamina, keberanian, wawasan dan pendekatan personal yang baik yang dibarengi kecepatan bertindak jika ada ATHG.