Pilkada Wonogiri 2020
2 Paslon Rebutan Jargon 'Nyawiji' di Pilkada Wonogiri 2020
Kata "nyawiji" yang akan digunakan didalam APK Paslon di Pilkada Wonogiri 2020 diwarnai perdebatan oleh kedua paslon.
Semestinya, kata dia, bila bicara politik, paslon lain harus menggunakan etika yang harus dijaga bersama.
"Apalagi hari ini berangkat dari pemilu yang damai." katanya.
"Dalam konteks ini hati kami tidak damai karena ada upaya dari paslon lain yang mengambil tagline JOSSS, yakni kata 'nyawiji'," jelasnya.
Sriyono mengatakan, KPU sudah memfasilitasi dengan menghadirkan paslon dan tim kampanye.
Namun gagal mencapai kesepakatan.
Ia menambahkan, bila tidak ada kesepakatan, maka masalah itu akan masuk ranah sengketa di Bawaslu setelah ada keputusan dari KPU Wonogiri.
Sementara itu, calon bupati dari paslon JOSSS, Joko Sutopo mengatakan, kata "nyawiji" terdapat dalam visi dan misinya sebagai calon kepala daerah.
Dengan demikian, kata Joko, "nyawiji" sudah menjadi simbol paslon JOSSS.
"Kata-kata itu muncul dengan pengkajian dan perenungan yang sudah dilakukan jauh hari sebelum tahapan pilkada digelar hingga menjadi penanda atau identitas paslon JOSSS," kata Jekek.
Terkait kata nyawiji belum dipatenkan siapa pun, Jekek mengatakan, dari ratusan paslon yang bertarung di pilkada serentak, ia yakin tidak ada satu pun yang memiliki slogan yang sama.
Pasalnya mereka mengetahui etika berpolitik sehingga saling menghargai antar-paslon.
Tanggapan Paslon Harjo
Sementara itu, calon wakil bupati dari paslon Harjo, Joko Purnomo mengatakan, slogan "nyawiji" yang digunakannya berbeda dengan paslon JOSSS.
Ia meminta tagline yang diperdebatkan itu tidak dilihat dari kata per kata, tetapi harus satu rangkaian kalimat.
"Tidak ada yang sama, tagline kami satu kalimat rangkaian." kata Joko.