Berita Viral
Jadi Buah Bibir Warga Tak Mampu, Pria Ini Tukarkan Mitsubishi Lancernya Dengan Sembako dan Dibagikan
Seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang juga berasal dari Cebu sempat menukar dua ember ayam goreng dengan unggas buruan
Jadi Buah Bibir Warga Tak Mampu, Pria Ini Tukarkan Mitsubishi Lancernya Dengan Sembako dan Dibagikan
TRIBUNJATENG.COM - Matinya sistem perdagangan dengan uang adalah salah satu imbas mengerikan pandemi.
Hal ini memaksa masyarakat miskin dunia memutar otak untuk mendapatkan kebutuhan mereka sehari-hari.
Dilaporkan dari Filipina, sistem barter mulai kembali populer khususnya di masyarakat miskin.
Hal ini sudah lama dilakukan sejak pandemi baru melanda.
• Nama Potongan Rambutnya yang Sangat Populer hingga jadi Pria Terseksi, Ini 10 Fakta soal Kim Jong Un
• Tak Punya Akun Media Sosial, Reza Rahadian Merasa Hidup Lebih Tenang
• Mulai Hari Ini, 2 Juta Buruh Akan Gelar Aksi Mogok Tolak UU Cipta Kerja, Ini Tuntutannya
• Sudah 5 Calon Kepala Daerah Meninggal karena Virus Corona, 7 Lainnya Berhasil Sembuh
Barter dinilai jadi cara tepat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari di tengah kesulitan ekonomi.
Kepada Reuters, Grace Lagaday, ibu rumahtangga, membagikan kisahnya yang terpaksa menukar barang-barangnya demi memenuhi kebutuhan sang anak.
Melalui media sosial Facebook, Ladagay mencari kebutuhan untuk sang bayi.
Ia menukarkan sekantong coklat M&Ms dan Nutella untuk perlengkapan bayi.
"Saya benar-benar membutuhkan perlengkapan menyusui tetapi barang yang tersedia sangat terbatas.
"Untuk seorang ibu yang melahirkan selama musim pandemi ini, barter membantu saya menemukan penawaran yang bagus untuk bayi saya," ungkap Ladagay.
Ladagay telah menukarkan gantungan baju dengan lima kilogram beras, dan pembunuh nyamuk elektrik dengan dua liter minyak goreng.
Semua kegiatan barter ini dia lakukan karena keterbatasan uang yang dimiliki.
Ia tergabung dalam grup barter yang ada di Facebook bersama ratusan ribu warga Filipina lain yang aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Sejauh ini, Reuters menemukan lebih dari 100 grup barter, beberapa di antaranya memiliki anggota hingga 250.000 orang.