Berita Semarang
Mengenal Masjid Agung Semarang, Bertahun-tahun Jadi Saksi Sejarah Semarang, Kini Ada Kabar Gembira
Masjid Agung Semarang (MAS) atau Masjid Kauman Semarang merupakan sebuah masjid yang bersejarah di Kota Semarang, Jawa Tengah
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: muslimah
Peristiwa besar tersebut dijuluki sebagai Geger Pecinan.
Akibat peristiwa tersebut, Masjid Kauman yang berdekatan dengan kantor VOC di Bubakan yang letaknya tak jauh dari kampung Pecinan, ikut hangus ludes terbakar.
Usaha pembangunan kembali Masjid Kauman akibat peristiwa Geger Pecinan, mulai dilakukan Tumenggung Adipati Suro Hadimenggolo II, berlokasi di sebelah barat Bubakan yang sekarang menjadi kawasan alun-alun Semarang.
Tepatnya di ujung Jalan Kauman, sebelah barat alun-alun arah depan dan sebelah kiri dari pendapa kabupaten yang lazim disebut kanjengan.
Pembangunan dan perbaikan diteruskan Suro Hadimenggolo III (1751-1773), Suro Hadi Menggolo IV, Suro Hadi Menggolo V atau akrab disebut Pangeran Terboyo.
Pucuk pimpinan kembali berubah dari Raden Tumenggung Surohadiningrat, Putro Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), Mas Suryokusumo (1860-1887), Raden Reksodirejo (1887-1891).
Pada masa pemerintahan Raden Tumenggung Purbaningrat, Masjid Kauman kembali terkena musibah yakni sambaran petir yang mengakibatkan kebakaran besar menimpa Masjid Kauman.
Usaha perbaikan dan pemugaran kembali dilakukan pada tahun 1889 tepatnya masa pemerintahan Bupati Cokrodipuro dengan bantuan oleh arsitek asal Belanda yakni Gambier.
Bulan April 1890 Masjid Kauman dapat difungsikan kembali.
Untuk menandai sejarah berdirinya Masjid Agung Semarang, ditulislah sebuah prasasti yang ditulis dalam empat bahasa yakni Arab, Jawa, Belanda, dan Melayu.
Hingga sekarang prasasti tersebut dapat dijumpai di sebuah gapura pintu masuk Masjid Agung Semarang.
Peristiwa besar lain yang dialami Masjid Agung Semarang yakni ketika kemeredekaan Indonesia, masjid ini merupakan satu-satunya masjid yang menyuarakan kemeredekaan RI secara terbuka, beberapa saat setelah diproklamirkan kemerdekaan.
Tepat pada hari Jumat sebelum pelaksanaan Salat Jumat, dr Agus menaiki mimbar dan menyuarakan kemerdekaan RI dihadapan para jamaah Salat Jumat.
(tribunjateng/rez/mohammad khoiru anas)