Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Curhat Pendemo UU Cipta Kerja yang Ditangkap Polisi ke Ganjar, Ternyata Ini Alasan Mereka Ikut Demo

Kepada Ganjar, para siswa yang diamankan itu mengaku hanya ikut- ikutan aksi demo di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah
Istimewa
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (kiri) duduk dan ngobrol dengan peserta aksi demo di DPRD Jateng yang ditangkap aparat kepolisian 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendatangi Mapolrestabes Semarang, Rabu (7/10/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Ganjar menjenguk para buruh dan siswa yang ditangkap dan dibawa ke mapolrestabes karena diduga melakukan aksi pengrusakan saat demo menuntut pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Dalam keterangan tertulus, ia juga sempat duduk dan berbincang dengan sejumlah pendemo yang merupakan pelajar dan pekerja.

Pilu Tak Terbayangkan, Kisah Penghuni Rudenim Semarang dan Balitanya, Tertipu Pelaut Asal tegal

Latihan di Kroasia, Bek Muda PSIS Semarang dapat Kunjungan Tamu Spesial

Mikhayla Dijuluki Politikus Kecil, Begini Cara dia Merayu Kakeknya, Aburizal Bakrie: Bahaya Cucuku

Padahal Tak Mau Cepat Nikah Lagi, Tapi Kalimat Ajaib Nathalie Holscher Bikin Sule Ubah Haluan

Kepada Ganjar, para siswa yang diamankan itu mengaku hanya ikut- ikutan aksi demo di depan Gedung DPRD Provinsi Jateng.

Ketika ditanya tuntutan demo, para siswa mengaku tak tahu.

"Bangun tidur, di rumah sepi lihat handphone status pada ramai demo terus ikut.

Gak tahu demo apa.

Tahunya demo RUU, gak tahu isinya apa," kata seorang peserta aksi yang merupakan pelajar.

Ada juga yang mengaku ikut demo karena hanya kebetulan.

"Saya habis UTS melipir ndilalah saja pak," katanya.

Kelompok massa beratribut serba hitam pada aksi demonstrasi menolak Omnibus Law dihadang polisi saat menuju Gedung DPRD di persimpangan Dago Jalan RE Martadinata, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020).
Kelompok massa beratribut serba hitam pada aksi demonstrasi menolak Omnibus Law dihadang polisi saat menuju Gedung DPRD di persimpangan Dago Jalan RE Martadinata, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/10/2020). (KOMPAS.COM/BUDIYANTO)

Ganjar juga menghampiri kelompok buruh dan mengobrol cukup lama.

Mereka mengaku ikut demo karena takut tidak diberi pesangon ketika di-PHK.

Namun para buruh mengaku belum membaca naskah UU Omnibus Law Cipta Kerja secara utuh.

"Ya saya hanya baca dari share- share-an teman," ucap seorang buruh.

Tak hanya tentang demo, Ganjar juga mengajak bicara soal kondisi ketenagakerjaan.

Seorang buruh di perusahaan ekspedisi mengaku gajinya di bawah UMK.

Ada juga karyawan warung kopi yang gajinya dipotong karena kondisi sulit di masa pandemi.

Ganjar juga sempat meminta nomor telepon beberapa pimpinan perusahaan tempat para buruh bekerja.

Namun saat ditelpon, nomor pimpinan perusahaan buruh itu tak merespon.

Di sela- sela ngobrol, Ganjar sempat bercanda mengajak para pendemo membersihkan kompleks DPRD Jateng dan taman yang rusak akibat demo.

"Lha piye sesuk tak ajak bersih-bersih," kata Ganjar.

"Siap pak," jawab mereka.

Disperkim Hitung 12.200 Tanaman di Sepanjang Jalan Pahlawan Rusak Akibat Demonstras
Disperkim Hitung 12.200 Tanaman di Sepanjang Jalan Pahlawan Rusak Akibat Demonstras (Istimewa)

Ganjar menyatakan, aksi demo yang merusak sebenarnya bisa dihindari jika mau mengedepankan komunikasi.

Ia prihatin terutama pada siswa SMA/SMK yang turut terlibat, padahal mereka tidak tahu substansi yang disuarakan.

"Ini anak-anak kita lebih baik kan diedukasi secara benar, karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi, sehingga kalau anak- anak itu sebenarnya kita bisa memberikan fasilitas," ucapnya.

Ganjar menjelaskan, sejak awal juga mendorong agar pemerintah pusat dan DPR melakukan sosialisasi dan desiminasi untuk mengedukasi masyarakat tentang isi UU Omnibus Law tersebut.

Menurutnya, jika sejak awal hal itu dilakukan maka keributan seperti di Semarang ini tidak sampai terjadi dan siswa SMA/SMK tidak turut terlibat.

"Maka saya sampaikan dari awal itu, kalau kemudian ada warga yang tak setuju coba komunikasi.

Kalau kemudian masih tetap tidak bisa, ya judicial review aja, kan semuanya jadi tertib.

Kalau kemudian merusak dan kemudian memancing dan ada anak- anak SMA kan kashian," imbuhnya. (mam)

Pilu Tak Terbayangkan, Kisah Penghuni Rudenim Semarang dan Balitanya, Tertipu Pelaut Asal tegal

Latihan di Kroasia, Bek Muda PSIS Semarang dapat Kunjungan Tamu Spesial

Mikhayla Dijuluki Politikus Kecil, Begini Cara dia Merayu Kakeknya, Aburizal Bakrie: Bahaya Cucuku

Dini Hari Motor Pak Kades Masih Parkir di Rumah Bu Bidan, Warga Dersalam Kudus pun Menggerebeknya

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved