Wabah Virus Corona
Penelitian Terbaru, Virus Corona Dapat Bertahan hingga 28 Hari Saat Menempel Pada Benda
Virus corona dapat bertahan hingga 28 hari di atas permukaan benda, seperti telepon genggam dan mesin ATM, lebih lama dari yang diperkirakan.
Di sisi lain, seseorang masih dapat tertular bila menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus corona sebelum menyentuh wajah, hidung, atau mulut, dan kemungkinan menelan virus.
"Inilah mengapa penggunaan tisu basah untuk desinfeksi dan pembersih tangan berdampak," kata Profesor Drew.
"Penemuan ini mendukung 'mantra' yang mengharuskan kita untuk mencuci tangan, tidak menyentuh permukaan kecuali harus, dan tidak menyentuh wajah dan mulut."
Dr. Eagles mengatakan, jika seseorang yang tertular Covid-19 bersin atau batuk di dekat telepon genggam, virusnya bisa saja bertahan di sana dalam waktu yang lama, jika tidak dibersihkan dengan baik.
"Ini juga berlaku untuk mesin eftpos dan tranportasi publik, namun penularan di keduanya lebih besar daripada di telepon genggam, yang hanya sering bersentuhan dengan pemiliknya," kata Eagles.
"Kami tahu bahwa permukaan di transportasi publik sebagai fasilitas umum sudah sering dibersihkan, dan bahwa pembersihan yang efektif bisa menghilangkan virus," tambahnya.
Cuaca dingin membuat virus untuk hidup lebih lama
Para ilmuwan juga menguji dampak suhu pada ketahanan virus dan menemukan bahwa semakin dingin, semakin lama juga virus dapat bertahan di atas permukaan.
Ini berarti negara tertentu memiliki kemungkinan penularan terbesar di musim dingin.
"Kami menemukan bahwa suhu berdampak sangat besar terhadap virus, jadi seandainya suhunya ada di kisaran 6 derajat Celcius, waktu hidup virus bisa bertambah sampai 10 kali lipat," kata Profesor Drew.
Penemuan ini kemudian juga menjadi penjelasan mengapa penularan Covid-19 terbanyak ditemukan di fasilitas produksi daging dan ruang penyimpanan dingin.
Beberapa fasilitas pemrosesan daging dan sebuah tempat jual daging di Australia pernah menjadi pusat penularan Covid-19.
Selain itu, terdapat juga kasus yang tidak diketahui sumber penularannya di Selandia Baru dan kemungkinan berasal dari ruang penyimpanan makanan beku.
Dr Eagles mengatakan bahwa suhu dingin yang terdapat pada tempat kerja ini mungkin adalah faktor yang menyebabkan munculnya kluster.
"Ada sejumlah faktor yang menyebabkan penularan di pabrik daging," kata Eagles.