Berita Solo
Update Kabar Terbaru Proyek Tol Yogyakarta-Solo Hari Ini
Proyek tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten memasuki proses identifikasi lahan.
Termasuk lahan pertanian Klaten seperti irigasi sawah tak terputus, sumber mata air tidak terganggu hingga situs bersejarah yang tersebar di wilayahnya.
"Kita berharap masyarakat tidak sebagai penonton, termasuk lahan pertanian Klaten seperti jaminan keberlanjutan irigasi tidak terganggu, termasuk sumber-sumber mata air dan situs," jelasnya, Jumat (18/9/2020).
Ia menambahkan setelah dilakukan konsultasi publik, Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bisa memenuhi keinginan warga Klaten sebagaimana kesepakatan dalam komunikasi publik.
Bahkan pihaknya meminta Dirjen Bina Marga membuka komunikasi 24 jam dengan warga Klaten.
"Informasi yang berkembang bisa bermacam-macam, tapi ketika masyarakat butuh kepastian, tim kementerian bisa cepat memberikan kepastian," aku dia.
"Pemkab Klaten akan siap membantu agar tidak terjadi informasi yang salah,” tambahnya.
Kisah Tergusur Tol
Hari-hari ini menjadi kegelisahan yang mendalam bagi Ida (51).
Ya warga di Kelurahan Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten itu menghadapi kenyataan yang tak pernah sebelumnya terpikirkan dalam hidupnya.
Dia satu di antara banyak orang yang bakal terdampak pembangunan proyek Jalan Tol Solo-Jogja.
Bahkan sempat merasa berat, akhirnya Ida merelakan sawah warisan orangtuanya yang sebentar lagi akan dilepas selama-lamanya.
Pasalnya sawah hasil warisan orang tuannya terdampak proyek jalan Tol Solo-Jogja.
"Sebenarnya saya keberatan melepas lahan sawah warisan orang tua saya," kata Ida saat menghadiri sosialisasi dan konsultasi publik proyek jalan Tol Solo-Jogja, Kamis (13/8/2020).
Adapun lahan yang berbentuk persawahan yakni warisan sejak kakeknya seluas 2.400 meter persegi di Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum.
Lebih lanjut, ia mangaku mengikhlaskan sawah warisannya untuk kepetingan umum, tetapi dia berharap mendapatkan ganti untung.
Rencananya hasil ganti rugi akan dibelikan sawah di dekat rumahnya di Kelurahan Gayamprit tersebut.
“Dalam setahun, sawah kami bisa panen sampai tiga kali, setiap kali panen memperoleh pendapatan Rp 5 juta sampai Rp 8 juta," aku dia.
"Saya berharap mendapatkan ganti untung, soalnya mau saya belikan ke Gayamprit karena lahan yang terkena tol ini merupakan warisan dari orangtua,” jelas Ida.
Broker Tanah Berkeliaran
Broker atau makelar berkeliaran di kawasan yang terdampak proyek pengerjaan Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten.
Asisten 3 Sekda Pemkab Klaten, Sri Winoto menerangkan, pihaknya menghimbau masyarakat yang wilayahnya terdampak proyek Tol Solo-Jogja tidak mudah percaya dengan tawaran broker atau makelar.
"Kami meminta untuk para warga yang nantinya terdampak proyek ini, untuk tetap bersabar," kata Winoto saat menghadiri sosialisasi dan konsultasi publik proyek jalan Tol Solo-Jogja, Kamis (13/8/2020).
Lebih lanjut Winoto menyarankan untuk tidak mudah percaya dengan tawaran dari broker, sehingga mengikuti alur yang sudah ada.
"Tetap ikuti alur yang sudah ditetap ada, jangan percaya dengan tawaran broker," sarannya.
Kades Malangjiwan, Suprianto mengatakan wilayahnya yang terdampak proyek jalan tol sekira 5 hektar terdiri dari 71 bidang meliputi area persawahan 40 bidang dan perumahan warga 31 bidang.
"Untuk rumah warga kami yang terdampak ada 31 rumah, di RT 02, RW 08 Dukuh Karangmojo," kata Supri.
Dikatakan, Suprianto mengaku warganya tidak keberatan dengan rencana proyek tol.
"Tidak ada yang protes, malah warga menantikan informasi ini," ujar Supri.
Supri memastikan proyek ini tidak berdekatan dengan sumber mata air di desanya.
Mengingat di desa ini ada Umbul Brintik yang selalu dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan sawah, hingga objek wisata pemandian.
"Nantinya untuk lintasan jalan tol di di wilayah desa kami, hanya berupa jalan lurus saja, jaraknya cukup jauh sekitar 500 meter dari umbul Brintik," jelas Supri.
Terlihat fasilitas umum yang terdampak, Supri mengatakan ada satu masjid dan tower pamasimas (penampungan air).
"Untuk tower, masih bisa dipindah lokasinya, karena hanya menampung, bukan menjadi pusat sumber sjmber air," tutur Supri. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Update Proyek Tol Solo-Jogja Telah Masuki Identifikasi Lahan, Segera Diadakan Negosiasi dengan Warga