Penanganan Corona
Ketika Tak Sadarkan Diri karena Covid-19, Menhub Budi Karya Sumadi Sempat Mimpi Jadi Pilot
"Pada saat tak sadarkan diri, saya sempat bermimpi menjadi pilot," ujar Budi Karya Sumadi.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Budi Karya Sumadi merupakan pejabat tinggi yang pernah terifeksi Covid-19.
Menteri Perhubungan (Menhub) harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Gatot Soebroto, Jakarta.
Kejadian itu telah mengubah gaya hidup alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut.
Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Warga Boyolali Tewas Kecelakaan Tabrak Truk di Tol Batang-Pemalang
Baca juga: Beredar Surat Instruksi Demo Seluruh Indonesia Selama 5 Hari, KSBSI: Kita Enggak Mau Chaos
Baca juga: Selepas Adzan Subuh, Suami di Kebumen Terhenyak Temukan Istri Tewas Gantung Diri
Baca juga: Cerita Brigadir Shita Istri Kapolres Kudus Gabung Pasukan Perdamaian PBB: Sering Ada Peluru Nyasar
Budi Karya Sumadi dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan Maret 2020.
Ia sempat tak sadarkan diri.
"Pada saat tak sadarkan diri, saya sempat bermimpi menjadi pilot," ujar Budi Karya Sumadi dalam
wawancara eksklusif dengan Tribun Network, di Jakarta, , Rabu (14/10/2020).
Budi meyakini kesembuhannya merupakan sebuah mukjizat.
"Kesembuhan saya adalah mukjizat dari Allah SWT," sambungnya.
Budi berharap masyarakat bisa belajar dari pengalamannya terpapar Covid-19.
Berikut lanjutan petikan wawancara Tribun Network dengan Budi Karya Sumadi.
Bisa ceritakan kembali pengalaman ketika terpapar Covid-19 hingga pulih kembali?
Saya mau mengatakan kesembuhan saya mukjizat.
Allah memberikan mukjizat kepada saya hingga
sembuh.
Pada Maret itu tidak ada namanya swab test.
Saya beruntung bisa recovery, bisa sadar, dan bisa sehat.
Banyak yang tidak beruntung. Ini sangat bermakna bagi saya.
Kalau gaya hidup saya seperti sekarang, mungkin saya tidak terkena covid.
Gaya hidup seperti apa?
Rajin olahraga, tapi di usia saya (63) disarankan olahraga jalan kaki. Jadi setiap hari saya jalan 5 kilometer.
Ngos-ngosan juga.
Makan karbohidrat sudah ditinggalkan.
Tidur paling malam pukul 22.00.
Terus jarang ngopi-ngopi lagi.
Waktu terinfeksi Covid-19, apa yang dirasakan?
Kayak flu, pilek, batuk, pegal-pegal, dan daya tahan tubuh menurun.
Satu hari sebelum masuk rumah sakit, saya masih ikut rapat kabinet terbatas.
Selain itu masih menemui Menteri Pariwisata Belanda.
Hikmah yang bisa kita ambil, please life style (gaya hidup) harus diubah. Hidup sehat.
Pelajaran SD kita dulu kana da 4 sehat 5 sempurna.
Kedua, cukuplah tidur, marilah berolahraga. Saya pikir itu sederhana tapi kita memang harus melakukan.
Selama 14 hari tidak sadarkan diri apa yang dialami?
Saya mimpi jadi pilot. Mimpi tes pilot, celakanya tidak lulus-lulus. Saat lulus banyak orang sorak-sorak,
saat itulah saya sadar.
Ada mimpi kenangan manis di kampus. Jadi lucu memang. Masa lalu yang banyak diimpikan.
Apa kondisi terburuk yang Anda pikirkan saat itu?
Alhamdulillah saya orang yang optimis.
Saya dibilang termasuk yang bersemangat pada saat sadar.
Saya langsung merawat diri sendiri.
Sejumlah masyarakat percaya, virus Covid-19 itu hasil konspirasi dan sebenarnya tidak pernah ada. Sebagai orang orang pernah terinfeksi Covid-19, apa komentar Anda?
Saya prihatin saja itu terjadi. Celakanya pendapat itu diprovokasi oleh pihak-pihak tertentu. Jadi orang-
orang yang kurang berpendidikan ibaratnya diapi-apikan.
Menurut saya tidak baik. Pemerintah secara masif melakukan sosialisasi. Insyaallah kita tidak bosan-
bosannya berkomunikasi dengan mereka.
Kita memasuki tujuh bulan pandemi Covid-19, bisa Anda ceritakan bagaimana perkembangan dalam dunia transportasi?
Akhir Maret 2020 saya sudah sembuh, 5 April sudah ke kantor. Pada masa-masa itu kita grogi, karena
tidak pernah memperkirakan ada kejadian seperti ini.
Pada saat itu memang grogi, tidak tahu harus berbuat apa. Tapi lambat laun kita menemukan satu cara
mengatasi ini dan yang paling penting itu adalah konsep yang dibuat oleh Pak Presiden.
Utamakan protokol kesehatan, tetapi kegiatan harus tetap. Bayangkan anggaran untuk covid ini ada Rp
695 triliun. Banyak sekali terutama untuk bantuan langsung tunai (BLT) ke masyarakat.
Jadi kalau banyak diberitakan kita tidak concern pada covid, itu luar biasa tidak benar.
Kalau dihitung rapat terbatas itu katakanlah sebulan 10 kali, lima kali itu berbicara mengenai covid. Ya
ngomong dananya, ngomong pembagiannya, ngomong transportasinya, ngomong jalan, padat karya,
dan sebagainya.
Pada Maret 2020, tranportasi udara hanya beroperasi 10 persen, namun kemudian terus naik,
puncaknya pas liburan kemarin hampir 50 persen, dan sekarang sudah 50 persen.
Yang tidak terdampak itu angkutan laut, semuanya tetap untung. Pergerakannya 80-90 persen. Kereta
api agak unik.
KRL (kereta rel listrik) itu setiap hari mengangkut orang lebih dari 1 juta. Nah sekarang ini kita batasi
hanya 45 persen. Singkat kata transportasi ini jadi darah pergerakan ekonomi.
Pak Presiden itu sering telepon sama saya, kereta bagaimana, laut bagaimana. Singkat kata memang kita
mengutamakan penanganan Covid-19, tetapi kita memang juga harus move on, harus bergerak.
Memang ada anggapan kita tidak prokesehatan. Saya bilang setiap Minggu harus ke daerah-daerah tapi
tetap jaga protokol kesehatan, bawa masker, cuci tangan, pakai face shield, dan jaga jarak. (*)
Catatan Redaksi
Bersama kita lawan virus Corona.
Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul EKSKLUSIF TRIBUNNEWS: Saat Pingsan karena Covid-19, Budi Karya Pernah Mimpi Ikut Tes Jadi Pilot
Baca juga: Praka P Dipecat dari TNI Setelah Terbukti Menyukai Sesama Jenis
Baca juga: Jabatan Bergaji Rp 2 Miliar Ditinggalkan Pria Ini Hidup Sederhana di Gunung, Istri Langsung Bereaksi
Baca juga: Raffi Ahmad Kepincut Mobil Listrik Seharga Rp 3 Miliar, Minta Izin Nagita Slavina Dijawab Begini
Baca juga: Ambulans yang Viral Ditembaki Polisi dengan Gas Air Mata Ternyata Pasok Batu di Demo Rusuh Jakarta