Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Prancis Ingatkan Warganya yang Tinggal di Negara Mayoritas Muslim Untuk Waspada

Perancis memperingatkan warganya yang tinggal di negara mayoritas Muslim untuk melakukan tindakan pencegahan ekstra sebagaimana dilansir dari Reuters,

Editor: m nur huda
AFP/POOL/JACQUES WITT
Foto yang diambil pada 28 Juni 2019 memperlihatkan Presiden Perancis Emmanuel Macron (kiri) dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadiri pertemuan G20 di Osaka, Jepang. 

TRIBUNJATENG.COM, PERANCIS - Perancis memperingatkan warganya yang tinggal di negara mayoritas Muslim untuk melakukan tindakan pencegahan ekstra sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (27/10/2020).

Itu karena munculnya kemarahan di kalangan Muslim atas komentar Presiden Perancis Emanuel Macron yang menyoal kartun Nabi Muhammad.

Di Bangladesh, ribuan pengunjuk rasa menggelar aksi di ibu kota dan beberapa orang menginjak-injak poster Macron.

Baca juga: Hilang 3 Hari, Sukimin Ditemukan Tewas Mengambang di Parit LIK Kaligawe Semarang

Baca juga: Dikenalkan pada Seorang Wanita Oleh Gading Marten, Gempi Langsung Video Call Gisel

Baca juga: Bertemu Venti Figianti, Rohimah Istri Pertama Kiwil: Alhamdulillah Semua Sudah Clear

Baca juga: Gelombang Boikot Produk Prancis Terus Meluas di Negara-negara Timur Tengah

Sementara itu, Iran memanggil d’affaires Perancis untuk melayangkan protes terhadap kartun Nabi Muhammad.

Di sisi lain, beberapa negara di Timur Tengah menyerukan untuk memboikot produk-produk dari Perancis.

Kemarahan tersebut berakar pada pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di Paris, Perancis, oleh seorang pria asal Chechnya pada 16 Oktober.

Paty dibunuh karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam kelas.

Karikatur tersebut dianggap menghina oleh umat Islam.

Pemerintah Perancis lantas mengatakan insiden tersebut sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara dan menambahkan mereka akan membela hak untuk menayangkan kartun tersebut.

Macron menyebut guru itu pahlawan, dan dia berjanji untuk melawan "separatisme Islam".

Kementerian Luar Negeri Perancis pada Selasa mengeluarkan nasihat keselamatan untuk warga negara Perancis di Indonesia, Turki, Bangladesh, Irak, dan Mauritania, menasihati mereka untuk berhati-hati.

Mereka juga diminta untuk menjauh dari protes apapun yang terkait dengan kartun Nabi Muhammad dan menghindari pertemuan publik.

“Direkomendasikan untuk melakukan kewaspadaan terbesar, terutama saat bepergian, dan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan atau komunitas ekspatriat,” bunyi nasihat tersebut.

Peringatan di Instagram

Pemimpin Checnya Ramzan Kadyrov juga menulis di Instagram dengan menandai Macron.

“Anda memaksa orang ke dalam terorisme, mendorong orang ke arahnya, tidak memberikan mereka pilihan apa pun, menciptakan kondisi untuk tumbuhnya ekstremisme di kepala orang muda,” tulis Kadyrov.

Diminta oleh Reuters untuk berkomentar, seorang pejabat di pemerintahan kepresidenan Perancis mengatakan tidak akan terintimidasi.

"Kami tidak akan terintimidasi dan kami memberi tahu mereka yang menabur kebencian, yang dalam kasus Kadyrov, tidak dapat diterima,” ujarnya.

Kartun Nabi Muhammad pertama kali diterbitkan beberapa tahun lalu oleh majalah satire Perancis, Charlie Hebdo.

Penerbitan karikatur Nabi Muhammad tersebut memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia dan berujung pada serangan terhadap kantor Charlie Hebdo pada 2015 oleh orang-orang bersenjata dan menewaskan 12 orang.

Sejak pembunuhan Paty, orang-orang Perancis yang menggelar aksi protes.

Pejabat Perancis juga menutup sebuah masjid di Paris yang menurut mereka ikut menyulut kemarahan.

Seruan Boikot

Seruan untuk memboikot barang-barang Perancis menjadi tren selama akhir pekan di media sosial di Arab Saudi.

Namun, para pejabat Arab Saudi belum mendukung seruan tersebut dan memilih pendekatan dengan cara lain.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pada Selasa bahwa negaranya mengutuk semua tindakan terorisme, yang jelas merujuk pada pembunuhan Paty.

"Kebebasan berekspresi dan berbudaya harus menjadi mercusuar untuk penghormatan, toleransi, dan perdamaian yang menolak praktik dan tindakan yang menghasilkan kebencian, kekerasan dan ekstremisme dan bertentangan dengan koeksistensi," kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan.

Harian Arab News pada Selasa mengutip Ketua Liga Dunia Muslim yang berbasis di Arab Saudi, Mohammed al-Issa, yang memperingatkan bahwa reaksi berlebihan "yang negatif dan melampaui apa yang dapat diterima" hanya akan menguntungkan "pembenci".

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (26/10/2020) meminta rakyatnya untuk berhenti membeli barang-barang Perancis dan menuduh Perancis mengejar agenda anti-Islam.

Seruan Turki sebelumnya untuk memboikot barang-barang asing telah gagal.

Tetapi Menteri Industri dan Teknologi Mustafa Varank pada Selasa mendesak pebisnis untuk menegakkan boikot.

“Kita harus menunjukkan sikap yang kuat,” kata Varank.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Protes Bermunculan, Perancis Desak Warganya di Negara Muslim untuk Berhati-hati"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved