Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Nazi Pernah Curi Buku Masak dari Seorang Chef Yahudi, Ini Kisahnya

Nazi yang mencuri buku itu, menerbitkan ulang buku Alice dengan nama yang berbeda tanpa memberikan penghargaan kepadanya.

Kompas.com/Istimewa
Buku masak Alice Urbach menjadi buku terlaris pada tahun 1930-an. Sebagai seorang Yahudi, dia meninggalkan rumahnya, sebelum Nazi menerbitkan ulang buku itu dengan nama yang berbeda tanpa memberikan penghargaan kepadanya.(DW Indonesia) 

Dia pertama kali menetap di Inggris, di mana dia bekerja sebagai juru masak dan memelihara tempat penampungan untuk anak-anak yatim piatu Yahudi di Inggris dengan Gerakan Anak-anak Pengungsi.

Setelah perang, Alice bergabung dengan putra-putranya di AS.

Dia sudah berumur 60 tahun saat itu.

Dunia pensiun tidak cocok untuknya dan dia kemudian menjadi selebriti di luar negeri dan masih memasak di acara TV di usianya yang 90 tahun.

Dia dianggap sebagai juru masak tertua di Amerika dan memanjakan penonton yang terpesona dengan resep Austria dengan aksennya yang menawan.

Nazi mencuri hak ciptanya

Alice, yang meninggal pada tahun 1983, tidak pernah mendapatkan kembali hak atas buku masaknya.

Suatu ketika dia mengunjungi toko buku dan kebetulan melihat bukunya diterbitkan dengan nama yang berbeda.

Nazi telah "meng-arya-kan" buku itu dan menerbitkannya pada tahun 1938 sebagai karya Rudolf Rösch.

"Sampai hari ini, kami tidak memiliki istilah untuk menggambarkan apa yang terjadi pada Alice dan penulis non-fiksi Yahudi lainnya," kata Karina Urbach.

"Di dunia akademis, buku yang 'di-arya-kan' mengacu pada buku-buku yang berasal dari perpustakaan Yahudi, dicuri dan sekarang dikembalikan.

Belum ada penelitian tentang fakta bahwa kekayaan intelektual juga dicuri."

Penelitiannya menunjukkan bahwa neneknya bukanlah satu-satunya korban.

Hanya sedikit kasus lain yang telah terungkap sejauh ini, termasuk Ludwig Reiners, yang meniru penulis Yahudi Eduard Engel dalam karya terlarisnya, Stilkunst atau Seni Gaya.

Namun, faktanya penerbit non-fiksi menggunakan metode ini lebih dari sekali, kata Karina Urbach.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved