Pendidikan
Teliti Penggunaan Penanda Wacana Bahasa Inggris, Dias Sukses Raih Doktor di Unnes
Dias Andris Susanto sukses melaksanakan ujian disertasi Program Doktor Ilmu Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana di Unnes.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
Kedua, perspektif sosiokultural yang memengaruhi mahasiswa dalam menggunakan EDM dominan adalah motivasi afektif dan sosial. Ketiga, kendala sosiokultural yang berdampak pada mahasiswa yang menghasilkan EDM dibatasi oleh batasan aspek pengaruh psikologi dan budaya mahasiswa.
Keempat, tindakan empiris penggunaan EDM tidak selalu sama dengan produksi lisan dan tertulis yang mereka miliki, tetapi itu dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan yang mereka miliki terkait dengan EDM yang mereka tahu dan penguasaan topik.
Dias menyimpulkan hasil disertasinya menggambarkan bahwa fungsi EDM yang paling dominan dalam lisan adalah fungsi antarpribadi sebanyak 971 penanda dan secara tertulis adalah fungsi elaboratif sebanyak 1.989 penanda.
"Pengaruh sosiokultural yang mendukung mahasiswa dalam menggunakan EDM adalah faktor afektif seperti motivasi mahasiswa dalam menguasai bahasa Inggris, penguatan mahasiswa untuk menguasai bahasa Inggris yang baik," terangnya.
Ia menambahkan, kendala sosiokultural yang mempengaruhi penggunaan EDM adalah mahasiswa perempuan memiliki lebih banyak menghasilkan penanda daripada mahasiswa laki-laki, latar belakang bahasa Inggris yang dikuasai sebelumnya membantu mereka membangun ketrampilan lisan dan tertulis yang baik untuk menggunakan EDM.
Baca juga: Pemkab Batang Akan Buka Program Paket C Massal, Target Terbanyak di Kecamatan Gringsing & Banyuputih
Baca juga: Selamat Bertugas di Tempat Baru AKBP Rudy Cahya Kurniawan, Ini Profil Kapolres Kebumen yang Baru
Baca juga: Chord Kunci Gitar Dek Sangke
Srlain itu, juga rasa percaya diri dan penerimaan sosial mendukung mereka untuk berani menggunakan bahasa Inggris. Dampak sosiokultural terhadap penggunaan EDM secara empiris mahasiswa lebih banyak menggunakan penanda lisan daripada penanda tertulis.
"Ini mencerminkan bahwa dalam kegiatan berbicara, mahasiswa dapat mempraktikkan bahasa Inggris secara elaboratif," tegasnya.
Perlu diketahui, Dias Andris Susanto merupakan dosen program studi pendidikan bahasa Inggris (PBI) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Upgris. (*)