Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Dipaksa Majikan Tidur Seranjang dengan Kakek 104 Tahun, ART di Singapura Alami Gangguan Mental

Satu keluarga di Singapura diperiksa setelah diduga melakukan kekerasan pada asisten rumah tangga (ART).

bangkapos/net
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, MEDAN - Satu keluarga di Singapura diperiksa setelah diduga melakukan kekerasan pada asisten rumah tangga (ART).

Kekerasan itu membuat ART berusia 25 tahun mengalami gangguan mental.

Menurut Lianhe Wanbao via World of Buzz, ART warga negara Myanmar itu dipekerjakan untuk merawat seorang pria berusia 104 tahun dan istrinya yang berusia 92 tahun sejak Desember 2019.

Baca juga: Sindiran Karni Ilyas ke Fadli Zon Bikin Tamu ILC Tertawa Keras

Baca juga: Dico M Ganinduto Pemuda Calon Pemimpin Kendal: Awalnya Gak Tahu Chacha Federica Artis

Baca juga: PDIP Jateng Beberkan Soal Kekalahan Pilkada 2020 di 4 Daerah: Purworejo Paling Berat untuk Menang

Baca juga: Kalah di Pilkada, Demokrat Legowo: Menang Tidak Terbang, Kalah Tidak Patah

Beberapa tanggung jawabnya termasuk berbagi tempat tidur dengan pria tersebut dan bangun setiap 30 menit setiap malam untuk membantu pria itu ke toilet.

Pada awal November, sang ART tiba-tiba menangis karena stres saat mengajak majikannya berjalan-jalan.

Putra pasangan itu yang berusia 65 tahun mengatakan dia menangis dan menolak untuk pulang.

Setelah itu, keluarga menelepon polisi karena mereka takut dia akan melukai dirinya sendiri.

Pelayan itu mengatakan kepada Chinese Daily bahwa beberapa bulan setelah dia mulai bekerja untuk keluarga, lelaki tua itu dirawat di rumah sakit.

Dia mengklaim bahwa setelah kekek itu dipulangkan, keluarga memaksanya untuk tidur di ranjang yang sama dengan pria tua itu.

Sebab, mereka ingin memastikan bahwa dia tidak jatuh dari tempat tidur dan bahwa akan lebih nyaman untuk merawatnya.

"Saya keberatan, tetapi mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak bisa mengatakan tidak," katanya.

Dia menambahkan bahwa dia akan dimarahi oleh cucu majikannya yang berusia 33 tahun itu setiap kali lelaki tua itu tidak mau berolahraga atau makan terlalu lambat atau mengalami kesulitan di toilet.

Hal itu membuatnya sangat stres.

Sebelumnya, ia dilarang mendapatkan perawatan medis karena mengalami pendarahan telinga dan demam tinggi.

Majikannya juga diduga melarang dia mengakses gaji bulanannya.

Terlepas dari tuduhan tersebut, keluarga tersebut membantah klaim itu dan mengatakan bahwa pria berusia 104 tahun itu pergi ke toilet setiap dua jam, bukan setiap 30 menit.

Selain itu, mereka juga menyebut ART-nya itu setuju, sebelum menyuruhnya berbagi tempat tidur dengannya.

Putra laki-laki itu berkata bahwa cucunya mungkin telah kehilangan kesabaran dan berbicara kasar kepada pelayan dan beralasan bahwa ada kendala bahasa di antara mereka.

Dia menekankan bahwa cucunya “pasti tidak menyalahkan pembantu”.

Pria itu juga mengklaim bahwa pembantunya tidak memberi tahu mereka tentang penyakitnya saat dia membutuhkan perawatan medis.

“Tahun ini, ada pandemi Covid-19.

Jika dia demam, kami juga akan takut.

Bagaimana kita bisa menghentikannya untuk pergi ke dokter? ” dia berkata.

Berkenaan dengan gaji pembantu, pria tersebut mengatakan bahwa keluarga telah menyetujui pembayaran bulanan dibayarkan secara sekaligus.

Setelah kerusakan pelayan pada bulan November, dia dikirim kembali ke yayasannya, yang menelepon istri lelaki tua itu dan menuduh keluarganya melakukan pelecehan terhadap pelayan tersebut.

Pihak yayasan mengklaim bahwa mereka akan mengambil tindakan hukum terhadap keluarga karena melakukan itu.

"Hal ini membuat ibu saya sangat stres, dan dia berakhir di rumah sakit karena sesak napas," kata sang putra, menambahkan bahwa staf yayasan bersikeras untuk berbicara dengan ibunya karena pembantu itu dikontrak atas nama ibunya. .
Ketika dihubungi, yayasan pembantu berbagi dengan Lianhe Wanbao bahwa mereka telah meminta maaf kepada wanita tua itu melalui telepon dan juga secara langsung.

Mereka mengatakan bahwa staf mereka, yang terlalu bersemangat untuk melindungi kepentingan pekerja, telah didisiplinkan dan dinasihati.

Sementara itu, perempuan lanjut usia tersebut juga telah meminta maaf atas perilaku cucunya terhadap pembantu tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul ART di Singapura Stres Dipaksa Majikan Tidur dengan Kakek 104 Tahun, Tak Boleh Menolak Seranjang

Baca juga: Pernah Alami Gangguan Kejiwaan, Melaney Ricardo: Kalau Malam Nangis-Nangis Ketakutan Tanpa Alasan

Baca juga: Gadis 17 Tahun Berhasil Kabur dari Wisma saat Hendak Dijadikan PSK

Baca juga: 4 Orang Tewas dan 2 Hilang Tertimbun Tanah Longsor di Tambang Emas Liar

Baca juga: Sebelum Meninggal Dunia, Melisha Sidabutar Sempat Sampaikan Keinginannya kepada Sang Ayah

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved