Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Mahasiswa

Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi

Lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan manusia karena berbagai faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan.

Penulis: - | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG
FORUM MAHASISWA 17 Desember 2020 

TRIBUNJATENG.COM - Kesehatan menjadi kebutuhan pokok bagi umat manusia, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini. Kesehatan masyarakat merupakan hal utama yang harus terus diperhatikan dengan baik supaya terwujudnya keselamatan rakyat. Barangkali kita ingat kata-kata Cicero, filsuf berkebangsaan Italia itu berkata, “Salus populi suprema lex esto”, yang artinya keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.

Lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan manusia karena berbagai faktor penyebab penyakit dipengaruhi oleh lingkungan. Kita sudah sama-sama mengetahui, kebersihan menjadi salah satu kunci untuk mencegah penuluran virus Corona. Hal senada pun diutarakan oleh Profesor Arif Sumantri dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI), ia mengatakan sanitasi yang baik juga dapat ikut mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti virus penyebab Covid-19.

Dalam hal ini, sanitasi lingkungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran tanah. Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Isnaini, 2014).

Adapun World Health Organization (WHO) memberikan pengertian lain, sanitasi merupakan salah satu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Huda, 2016).

Baca juga: Demi Bisa Bertarung dengan Conor McGregor, YouTuber Jake Paul Tawarkan Rp 707 Miliar

Baca juga: Oknum Guru PNS Ini Gauli Anak Tiri, Diawali Cekoki Korban dengan Minuman Perangsang

Baca juga: 3 Remaja di Magelang Jadi Tersangka Penyebaran Foto Asusila Pacar Teman Ke Medsos

Dua pengertian tersebut merujuk pada lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Mutakhir ini, kita sudah paham bagaimana masyakat sudah patuh terhadap protokal kesehatan dengan menggalakkan cairan disinfeksi, hal itu memang baik. Akan tetapi, membuat lingkungan sekitar memiliki sanitasi yang baik pun perlu dilakukan. Sanitasi menjelma sebagai salah satu langkah awal untuk mencapai kesehatan yang sempurna bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), akses sanitasi aman saat ini baru dirasakan oleh 7,42 persen masyarakat Indonesia. Angka yang tidak terlalu banyak dan sekaligus menjadi bukti bahwa kesehatan masyarakat yang kurang baik salah satunya karena akses sanitasi yang hanya dirasakan oleh segelintir masyarakat. Padahal, akses masyarakat terhadap sanitasi menjadi sebuah hal yang urgen karena berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, apalagi di masa pandemi COVID-19 ini. Dalam temuan Bappenas, provinsi yang memiliki akses rendah terhadap sanitasi cenderung memiliki angka stunting yang tinggi.

Menurut laman daring Tempo.co, sanitasi dibagi menjadi dua, yakni sanitasi aman dan sanitasi layak. Akses sanitasi aman adalah fasilitas yang dimiliki oleh rumah tangga, yang terhubung dengan septic tank. Akses sanitasi aman umumnya disedot rutin satu kali selama tiga hingga lima tahun dan dibuang ke instalasi pengolah tinja atau IPLT. Sedangkan sanitasi layak ialah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Syarat itu di antaranya kloset mesti menggunakan leher angsa. Kemudian, tempat pembuangan akhir tinja harus menggunakan tangki septik atau pengolahan air limbah.

Masa pandemi menjadi momentum masyarakat untuk melakukan kegiatan semua kegiatan di rumah, termasuk soal masak makanan. Masyarakat memiliki alternatif untuk tidak membeli makanan di luar rumah karena berpotensi menjadi penularan Corona. Hal ini kemudian mendorong masyarakat memilih memasak sendiri. Yang perlu diperhatikan setelah memasak makanan di rumah ialah dengan membuang sisa makanan dan kemasan dengan cara yang layak dan sanitasi, menghidari penumpukan sampah yang menarik hama yang akan berakibat pada kesehatan masyarakat sekitar. Namun, sanitasi yang buruk akan berdampak pada kesehatan manusia, seperti cacingan dan diare, stunting, hingga tifus.

Permasalahan dan Upaya Kita

Sri Wulyani dalam bukunya Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya(2019) menyebutkan permasalahan sanitasi di Indonesia sangat beragam. Permasalahan tersebut antara lain, kebocoran septic tank; fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) yang tidak berfungsi secara optimal; saluran air yang tersumbat; banyak masyarakat yang masih melakukan aktivitas harian di sungai yang tercemar, dan lain-lain. Kita tidak bisa memungkiri, kebanyakan masyarakat terutama kalangan akar rumput, masih melakukan aktivitas harian di sungai yang tercemar karena memang tidak memiliki kakus yang baik.

Masyarakat pun memiliki andil soal kesehatan lingkungan dan sanitasi. Masyarakat hendaknya turut sadar terhadap pentingnya akses sanitasi. Caranya ialah mengadakan kegiatan simulasi pembuangan yang melibatkan dinas kesehatan setempat. Kampanye tentang sanitasi yang baik dan sehat kepada masyarakat harus gencar dilakukan untuk mengubah perilaku buruk masyarakat. Kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat tak kalah penting. Pemerintah pun memiliki peran yang besar terhadap akses sanitasi untuk masyarakat.

Baca juga: Tolak Digilir Teman Suami Seusai Kalah Taruhan, Seorang Istri Disiram Cairan Asam

Baca juga: Viral Video Anak Jalanan Tendang & Dobrak Mobil karena Tak Diberi Uang, Kini Ditangkap Satpol PP  

Baca juga: Hasil Liga Inggris Leicester vs Everton: Taklukan Tuan Rumah hingga Geser Chelsea

Dalam buku “Kesehatan Masyarakat Sanitasi dan Lingkugan” garapan Apri Fitriani (2016), mencatat bahwa Kepmenkes No. 852/MENKES/SK/IX/2008 telah menyusun Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasi Masyarakat (STBM), yang memiliki tujuan untuk memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses minum dan sanitasi dasar berkesinambungan.

STBM secara sederhana dapat diartikan pendekatan untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM memiliki indikator outcome atau hasil berupa menurunnya kejadian penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi serta perilaku. Salah satu indikatornya ialah setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

Adapun, usaha-usaha yang perlu dan telah dilakukan untuk memperbaiki sanitasi lingkungan meliputi, penyediaan air bersih, baik kualitas atau kuantitasnya; program MCK (mandi, cuci, kakus); pengadaan rumah-rumah sehat; dan pembasmian sumber-sumber (resorvoir), vektor penyebab penyakit. Air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai merupakan faktor yang dapat mendukung kekuatan pembangunan masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Aida Fitria Zahrina dkk dalam penelitiannya berjudul Implementasi Program Gerakan Sanitasi Berbasis Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan, menyebutkan implementasi Program Gerakan Sanitasi Berbasis Masyarakat dalam pengendalian lingkungan berupaya untuk menanggulangi masalah sanitasi yang berdampak buruk terhadap lingkungan yang belum berjalan dengan baik, maupun permasalahan sanitasi yang kurat tepat.

Baca juga: BantuSaku Gelar Webinar Bertajuk Mengakses Keuangan Alternatif E-Commerce 

Baca juga: FUIS Audensi ke Kapolrestabes Semarang, Kombes Aulia: Penegakan Hukum Telah Dilakukan Secara Terbuka

Baca juga: Dosen FTP USM Beri Penyuluhan Keamanan Pangan pada Siswa SMK di Ungaran

Di masa pandemi ini, masyarakat hendaknya turut memperhatikan akses sanitasi dengan baik. Demi kesehatan masyarakat yang tetap terjaga, baik untuk anak-anak maupun untuk penyandang disabilitas. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved