Berita Batang
Nelayan Salahkan Proyek PLTU Batang Bikin Ekosistem Laut Rusak: 8 Tahun Tangkapan Ikan Menurun
Pendapatan nelayan di wilayah Roban Timur, Desa Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang menurun beberapa tahun terakhir.
Penulis: budi susanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
PLTU Batang menanggapi adanya ceceran batu bara yang tersangkut di jaring nelayan Roban Timur, Kabupaten Batang.
PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Konsorsium PLTU Batang, mengeluarkan rilis yang diterima Tribunjateng.com, Selasa (22/12/2020).
Ary Wibowo selaku GM Community & Government Relations BPI, menerangkan. sebagai objek vital, kawasan PLTU Batang memiliki lokasi steril yaitu sekitar 2,5 KM dari bibir pantai yang digunakan sebagai kawasan pelabuhan khusus.
Selain itu, ia juga menyebutkan, proyek PLTU Batang pada saat ini masih dalam proses pembangunan, dimana aktifitas pengiriman batu bara masih sangat terbatas.
"Kami juga memasang alat bantu navigasi pelayaran, alat itu telah dipasang dan dimonitor secara rutin agar memudahkan para nelayan, ataupun pengguna perairan lainnya untuk tidak memasuki dan melakukan aktifitas di kawasan steril tersebut, maupun alur pelayaran yang sudah ditetapkan," paparnya.
Dilanjutkannya, PLTU Batang yang diprakasai oleh BPI, bekerjasama dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) setempat, telah memberikan sosialisasi dan edukasi secara berkala kepada para nelayan.
"Sosialisasi itu terkait alur pelayaran di kawasan Batang sesuai dengan peraturan yang berlaku," imbuhnya.
Ia menambahkan, PLTU Batang berkomitmen untuk melestarikan lingkungan laut di perairan PLTU Batang.
"Lewat pembangunan rumah ikan di sejumlah titik di perairan Ujungnegoro hingga Roban dengan melibatkan nelayan," katanya.
Diterangkannya, di sekitar proyek pembangunan PLTU pemasangan Artificial Patch Reef juga dilakukan.
"Lokasinya di Karang Maeso dan Karang Bapang yang berada di kawasan perairan Kabupaten Batang," tambahnya. (bud)