Berita Tegal
Ini Tempat Usaha Springbed Palsu di Tegal, Bikin Heboh Warga Pekalongan, Modus Cuci Gudang
Tribunjateng.com berhasil menemui Riyanto dan kedua orang yang bertugas sebagai sales dan sopir pembuat springbed palsu itu.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Belum lama ini viral di sosial media tentang springbed palsu di Pekalongan dengan modus cuci gudang.
Setelah diselidiki, ternyata penjual yang berjumlah tiga orang ini merupakan warga Kabupaten Tegal.
Adapun ketiga orang tersebut diketahui bernama Ahmad Sekhemi (46) warga Desa Bedug, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal sebagai sopir.
Baca juga: Kisah Perjalanan Angelina Sondakh yang Makin Religius, Setahun Lagi Bebas, Ini Rencananya
Baca juga: Ada Staff Positif Covid-19, Beberapa Pegawai Inspektorat Karanganyar Jalani Swab Tes
Baca juga: Begini Cara Pengusaha Tempe di Blora Siasati Kenaikan Harga Kedelai
Baca juga: Blora Butuh Mal Pelayanan Publik Tapi Sekda Belum Tahu Akan Ditaruh di Mana
Lalu Sutari Yulianto (42) warga Desa Tembok Kluwung, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal sebagai sales, dan Ramedon (47) warga Desa Grobog Kulon, Kecamatan Pangkah, sebagai sales.
Sedangkan satu orang lainnya yang menjadi pembuat Springbed abal-abal viral yaitu Riyanto, warga Desa Grobog Kulon, RT 4 RW 5, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Tribunjateng.com berhasil menemui Riyanto dan kedua orang yang bertugas sebagai sales dan sopir di kediamannya.
Saat ditemui, Riyanto menunjukan lokasi yang biasanya ia gunakan untuk memproduksi springbed.
Di lokasi tersebut masih terdapat beberapa springbed yang belum terjual.
Bahan-bahan produksi seperti kerangka kayu, kardus, kain, dan busa tipis juga terlihat di lokasi.
Riyanto mengaku dibantu oleh tiga orang karyawan selama proses produksi.
"Selama dua tahun memulai usaha, baru pertama kali saya mendapat komplain atau masalah seperti yang sedang viral ini.
Jujur saja repot, dan imbasnya saya sementara tidak memproduksi dulu karena kondisinya juga belum baik," ungkap Riyanto, saat ditemui Tribunjateng.com, Rabu (6/1/2021).
Selama masa pandemi Covid-19, Riyanto mengaku penjualan springbed di tempatnya cenderung sepi.
Padahal biasanya sebulan ia bisa menjual kurang lebih 100 springbed.
"Kalau harga jual springbed dari saya Rp 150 ribu per satunya.