Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Cerita Kolisun Warga Kendal Jadi Korban Tragedi Sriwijaya Air, Kulakan di Solo Jual di Kalimantan

Seorang warga RT 5 RW 1 Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, Saadah (63) tak menyangka anak sulungnya Kolisun (37)

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: galih permadi
Istimewa
Saadah warga RT 5 RW 1 Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal menunjukkan foto anaknya, Solikun yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Senin (11/1/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Seorang warga RT 5 RW 1 Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, Saadah (63) tak menyangka anak sulungnya Kolisun (37) menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta - Pontianak pada, Sabtu 9 Januari lalu.

Saat ditemui di kediamannya, Senin (11/1/2021), Saadah mengaku bersedih dan pasrah ketika mendengar kabar anaknya menjadi korban kecelakaan pesawat.

Rasa duka yang mendalam turut dirasakan Saadah sebagaimana yang dirasakan para keluarga korban lainnya.

Baca juga: Ini Alasan Agesti Ayu Anak Asal Demak Penjarakan Ibu Kandung Tak Mau Cabut Laporan

Baca juga: Wajah Agesti Ayu Gadis Demak Muncul di Video Tanggapi Soal Ia Penjarakan Ibu Kandungnya

Baca juga: Jari Balita Kebumen Putus Ditebas Pedang Tetangga: Ayahnya Dicari Tidak Ada, Ibu Anak Jadi Sasaran

Baca juga: Jenazah Ellen Terlantar 2 Bulan di Malaysia, Katanya TKW Sragen: Tidak Ada Warga Kami Namanya Ellen

Saadah sendiri baru mengetahui anak laki-lakinya menjadi korban kecelakaan pesawat setelah diberitahu menantunya melalui sambungan telepon.

Sang anak sudah merantau dan tinggal bersama istri dan anaknya selama 15 tahun di Sambas Kalimantan Barat.

"Anak saya merantau sudah 15 tahun, beristri orang Sambas. Kemudian menetap di Kalimantan bersama dengan anak istrinya," terangnya. 

Setelah mendapat kabar dari menantunya, Saadah hanya bisa pasrah tentang nasib anaknya.

Ia berdoa dan berharap ada kajaiban yang terbaik untuk anaknya dan semua yang menjadi korban.

"Saya pasrah saja dan saya sangat berharap, jika memang ini takdir anak saya, jasadnya segera ditemukan," harapnya.

Saadah sendiri rencananya akan membawa pulang jasad anaknya untuk dikuburkan di desanya. 

Kapolsek Gemuh, AKP Abdullah Umar mengatakan, setelah mendapatkan informasi adanya warga Desa Taman Gede menjadi korban kecelakan pesawat, pihaknya segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan pihak pemerintah desa setempat.

"Setelah kami cek ke rumah orangtua korban, memang benar bahwa korban anak dari Ibu Saadah warga Tamangede," ujarnya.

Sementara Kepala Desa Taman Gede, Munadi mengatakan, korban lahir dan tinggal hingga dewasa di Taman Gede.

Namun, korban sudah lama pindah domisili di luar provinsi setelah menikah dengan orang setempat.

Pihak pemerintah desa pun berdoa yang terbaik untuk korban dan juga keluarga korban.

"Korban pindah domisi dan menetap bersama anak dan istrinya di Kalimantan," katanya

Kolisun dari Solo Belanja Stok Dagangan

Satu di antara korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 adalah Kolisun warga Kendal dengan nomor tiket penerbangan 9,77108E+12.

Diceritakan ibunya, Saadah, Kolisun baru belanja stok dagangan berupa pakaian dan alat dapur di Solo.

Rencananya, barang-barang tersebut akan dijual kembali di Kalimantan.

Namun nahas, dalam perjalanan menuju tempat tinggal istri dan anaknya, pesawat yang ditumpanginya terjatuh.

"Anak saya itu berprofesi sebagai pedagang.

Dia mengambil sejumlah barang dagangan berupa pakaian dan alat-alat dapur dari Solo, kemudian dijual di Kalimantan," terangnya.

Kata Saadah, dalam beberapa hari terakhir, sang putra sulung sering berbincang dengannya melalui sambungan telepon.

Ia juga diceritakan oleh Kolisun perihal rencana akan memondokkan cucu Saadah ke Jawa Timur.

Bahkan, Saadah sempat mencegah niatan Kolisun agar membawa anaknya sekolah pesantren di wilayah Kendal saja.

Dengan harapan, sang nenek bisa merawat dan memantau perkembangan cucunya. 

"Rencananya dalam waktu dekat, dia ingin mengirim anaknya mondok di pesantren Jawa Timur.

Sempat saya cegah, saya minta dipondokkan dekat-dekat sini saja biar saya biasa ikut merawat dan menjaganya" ujarnya.(Sam)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved