Berita Cilacap
Penjelasan BMKG Soal Fenomena Ikan Terdampar di Teluk Penyu Cilacap, Ada Sejumlah Kemungkinan
Fenomena banyaknya ikan yang terdampar di Pantai Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap pada Selasa-Rabu (5-6/1/2020) sempat membuat sejumlah warga khawatir d
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fenomena banyaknya ikan yang terdampar di Pantai Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap pada Selasa-Rabu (5-6/1/2020) sempat membuat sejumlah warga khawatir dan berspekulasi akan adanya potensi tsunami.
Dugaan itu menguat setelah dikaitkan dengan terjadinya gempa di Kebumen, Banyumas, Mamuju dan Majene beberapa waktu kemudian.
Dari penuturan Kasi Data dan Informasi BMKG Jateng, Iis Widya Harmoko, kedua fenomena (ikan terdampar di Cilacap dan gempa di sejumlah daerah) tidak bisa dikaitkan atau hanya kebetulan saja.
Baca juga: Operasi Masker di Ngaliyan, Pelanggar Disanksi Bersihkan Pemakaman Agar Ingat Kematian
Baca juga: Jumlah Pendaki di Gunung Lawu Karanganyar Turun Drastis, Sehari Hanya 6 Orang
Baca juga: Tak Mau Pinjami Uang, Fathan Mahasiswa Universitas Telkom Dibunuh Teman Sendiri
Baca juga: Kata Para Artis Setelah Mantan Suami Nita Thalia, Nurdin Ruditia Meninggal
Ia menjelaskan sejumlah kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya fenomena tersebut.
“Pertama, yakni adanya puting beliung di laut atau waterspout yang menyedot air dan ikan ikut terbawa dan dihempaskan di tempat lain,” ujarnya, Sabtu (16/1/2021).
Ia mengatakan bahwa fenomena cuaca ekstrem di laut seperti waterspout bisa terjadi kapan saja.
“Bisa juga fenomena terdamparnya ikan karena menghindari cuaca buruk di lautan.
Karena surutnya air laut tiba-tiba juga bisa, bisa karena gempa juga, namun mudah-mudahan bukan karena itu (gempa),” imbuhnya.
Dari informasi yang Iis dapat dari Basarnas Cilacap, penyebab lain terdamparnya ikan yakni bisa jadi karena ada nelayan yang membuang ikan itu setelah ditangkap.
“Dari Basarnas Cilacap, ada informasi bahwa ikan-ikan dibuang oleh nelayan karena ikannya kurang produktif.
Sering juga nelayan membuang ikan karena kurang menguntungkan harganya,” ungkap Iis lagi.
Hal itu dikuatkan juga dengan bukti bahwa lokasi terdamparnya ikan-ikan berada pada satu tempat saja.
Iis mengimbau bahwa masyarakat tak perlu khawatir tentang adanya potensi tsunami. (tribunjateng/rez)