Berita Viral
Haris Azhar Sebut Oknum Pemerintah Harus Dipidana Jika Vaksin Tidak Efektif, Arya Sinulingga Tertawa
Haris Azhar mengatakan oknum pemerintah bisa dipidana jika ternyata vaksin covid-19 tidak efektif. Menurut Haris Azhar pemerintah bertanggungjawab
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, juga merekomendasikan orang-orang agar tidak mengabaikan protokol kesehatan meskipun sudah divaksinasi.
Protokol kesehatan yang dimaksud termasuk memakai masker, menjaga jarak, menghindari kumpul-kumpul, melakukan aktivitas di luar rumah, hingga rutin mencuci tangan.
Sebab, menurut dia, meskipun angka herd immunity (kekebalan komunitas) nantinya sudah tercapai, kita masih belum tahu pasti seberapa efektif vaksin Covid-19 ini.
Meskipun, jika sudah sekitar 90 persen populasi divaksinasi, kita mungkin tentunya bisa sedikit lebih percaya diri.
"Meski begitu, kita tidak tahu apakah vaksin itu efektif untuk diri kita," katanya.
Sebab, bahkan pada tingkat keberhasilan 90-95 persen sekalipun, masih ada sekitar 5-10 persen orang yang divaksinasi masih mungkin tertular virus.
Hal senada diungkapkan oleh ahli epidemiologi penyakit menular dari Washington State University.
"Imunitas bukanlah sakelar yang bisa dihidupkan dan dimatikan. Jika kekebalan masih di bawah ambang batas herd immunity, virus masih bisa dengan mudah beredar di populasi dan selalu ada kemungkinan vaksin tidak berhasil untuk diri Anda," ungkapnya.
Meski begitu, menurut CDC, ambang batas herd immunity tersebut masih belum
ditetapkan.
4. Durasi kekebalan tubuh belum diketahui
Kekebalan dari vaksin Covid-19 buatan Moderna Inc, misalnya, diyakini bisa bertahan setidaknya satu tahun.
Namun, belum ada penjelasan yang pasti tentang berapa lama vaksin Covid-19 dapat memberikan kekebalan pada orang yang sudah divaksin.
Selain karena virus tersebut masih sangat baru, adanya mutasi virus membuat para peneliti seluruh dunia masih terus mengumpulkan data tentang Covid-19.
"Salah satu contohnya vaksin flu diharapkan (diberikan) satu tahun sekali. Mungkin saja Covid-19 diminta satu tahun sekali booster. Kita tunggu saja penelitiannya," ungkap spesialis.penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Eka Hospital BSD, DR Dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM. (*)