Berita Internasional
Alexei Navalny Sebut Istana Putin Dibangun dengan Uang Suap Terbesar dalam Sejarah
Properti itu disebut menelan biaya 1,35 miliar dollar (Rp 19 triliun) dan dibayar "dengan suap terbesar dalam sejarah".
Investigasi itu diterbitkan sehari setelah Navalny dijatuhi hukuman 30 hari penjara. Aparat keamanan menahannya setelah kembali dari Jerman untuk pertama kalinya sejak dia diracuni dengan agen saraf Novichok pada Agustus.
Juru kampanye anti-korupsi berusia 44 tahun ini menyalahkan Putin sebagai orang yang memerintahkan upaya untuk meracuninya. Namun, klaim itu berulang kali dibantah Kremlin.
Pada 2 Februari, pengadilan akan mulai mempertimbangkan, apakah hukuman percobaan tiga tahun dan enam bulan yang diterima Navalny pada 2014 karena tuduhan penipuan, harus diubah menjadi hukuman penjara.
Lawan Kremlin ini pada Senin (18/1/2021) meminta para pendukungnya untuk turun ke jalan, sebagai tanggapan atas penangkapannya.
Sekutunya merencanakan unjuk rasa di Moskow dan di kota-kota di seluruh negeri pada Sabtu (23/1/2021).
Investigasi baru, yang berakhir pada seruan agar Rusia bangkit melawan pihak berwenang, menggemakan video YouTube 2017. Saat itu, Navalny menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengendalikan kerajaan properti mewah.
Investigasi itu memicu protes oposisi skala besar.
Keberadaan properti Laut Hitam dan kaitannya dengan Putin pertama kali diketahui pada 2010. Pengusaha Sergei Kolesnikov menjadi whistle-blower dan mendeskripsikan dalam surat publik kepada Medvedev.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa menepis klaim tersebut dalam komentar kepada kantor berita negara RIA Novosti, menyebutnya "tidak benar".
Video yang menyertai penyelidikan Navalny telah ditonton tiga juta kali dalam dua jam pertama setelah dipublikasikan Selasa (19/1/2021). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Navalny Rilis Penyelidikan “Istana Putin”, Ada Kasino dan Strip Club Pribadi di Dalamnya"
Baca juga: Pembunuhan Mahasiswa Telkom, Jo Sempat Isap Rokok di Depan Kontrakan Setelah Habisi Fathan
Baca juga: Pangeran Charles Dinilai Tak Cocok Jadi Raja Inggris karena Tak Bisa Simpan Misteri
Baca juga: Jenazah Eks Ketum HMI Mulyadi Sudah Teridentifikasi Bersamaan dengan 5 Korban Lainnya
Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Bangga Selama Menjabat Tak Memulai Perang Baru di Timur Tengah