Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Joe Biden Akan Tinjau Kesepakatan Damai Trump dengan Taliban Afghanistan

Pemerintahan Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden akan meninjau kembali kesepakatan damai yang dibuat mantan Presiden Donald Trump dengan Taliban

Editor: m nur huda
Jim WATSON / AFP
Presiden AS Joe Biden duduk di Oval Office. Terbaru, Soal Perang Afghanistan, Pemerintahan Biden akan Tinjau Kesepakatan Trump dengan Taliban. 

TRIBUNJATENG.COM - Pemerintahan Presiden baru Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan meninjau kembali kesepakatan damai yang dibuat mantan Presiden Donald Trump dengan Taliban.

Juru bicara Washington mengatakan, Gedung Putih ingin memastikan kelompok militan Afghanistan tersebut memenuhi komitmennya, termasuk mengurangi kekerasan dan memutuskan hubungan dengan teroris.

Mengutip BBC, Jake Sullivan, Penasihat Utama Presiden Biden telah berbicara dengan pejabat Afghanistan untuk mengonfirmasi tindakan tersebut.

Israel Buka Kedutaan Besar Pertama di Abu Dhabi Uni Emirat Arab

Ratusan Pengungsi Rohingya Kabur dari Aceh, Menyeberang Ke Malaysia Dibantu Pihak Ketiga

Keluarga Pratu Roy saat Upacara Pemakaman di TMP Cikutra: Mudah-mudahan Gugur Syahid

Antisipasi Demo Susulan, 7.000 Garda Nasional Akan Bertahan di Washington DC hingga Maret

Kehadiran AS di Afghanistan dimulai pada 2001, ketika tentara menyerbu untuk menggulingkan Taliban, setelah serangan teroris 9/11.

Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh mengatakan kepada BBC awal bulan ini bahwa dia yakin AS telah terlalu banyak "menyerah" kepada Taliban.

Apa kesepakatan AS-Taliban?

Pemerintahan Trump menjadikan penarikan pasukan dari Afghanistan sebagai prioritas.

Kesepakatan yang ditandatangani pada Februari 2020 mengatakan bahwa AS dan sekutu NATO-nya akan menarik semua pasukan dalam 14 bulan, jika Taliban menepati janjinya.

Termasuk tidak mengizinkan Al Qaeda atau militan lain untuk beroperasi di wilayah yang dikuasainya dan melanjutkan pembicaraan perdamaian nasional.

Meski Taliban, sebuah gerakan Islam garis keras, menghentikan serangan terhadap pasukan internasional sebagai bagian dari perjanjian bersejarah, Taliban terus memerangi pemerintah Afghanistan.

Sebagai syarat untuk memulai negosiasi dengan pemerintah Afghanistan, Taliban juga menuntut agar ribuan orang mereka dibebaskan sebagai pertukaran tawanan.

Pembicaraan langsung kemudian dimulai di Doha pada September 2020 tetapi terobosan masih belum tercapai.

Tingkat kekerasan di negara itu tetap tinggi.

Jurnalis, aktivis, politisi dan hakim perempuan termasuk di antara mereka yang terbunuh dalam serangan yang ditargetkan.

Apa Rencana Gedung Putih?

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved