Bea Cukai Tanjung Emas
Anis Yulianti, Perempuan Pemeriksa Kontainer Bea Cukai Tanjung Emas Semarang
Memiliki jalur merah 30%, menjadi tantangan tersendiri bagi Bea Cukai Tanjung Emas dalam memeriksa barang impor yang masuk melalui Pelabuhan.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - “Jangan pernah ragu untuk mencoba hal baru, mungkin awalnya memang berat, pasti pada akhirnya kita dapat menyesuaikan diri,” pesan Anis, Pemeriksa Barang Impor Perempuan Bea Cukai Tanjung Emas, saat tampil pada acara I-Talk yang digelar nasional oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kamis (28/1/2021).
Memiliki jalur merah 30%, menjadi tantangan tersendiri bagi Bea Cukai Tanjung Emas dalam memeriksa barang impor yang masuk melalui Pelabuhan.
Selama ini pemeriksa barang selalu ditugaskan kepada laki-laki.
Namun sejak akhir tahun lalu, 3 orang perempuan yakni Anis Yulianti (26), Desy Putri Rizkita (25) dan Kuntari (25) terjun bergabung sebagai Pemeriksa Barang Impor Perempuan pertama di Pelabuhan Tanjung Emas.
Untuk jadi pemeriksa barang wanita di pelabuhan menurut Anis, merupakan pencapaian tersendiri karena biasanya bekerja di tempat nyaman dan kondusif.
Namun semenjak di pelabuhan mereka harus menyesuaikan.
“Tantangan cuaca, tidak hanya panas, cuaca tidak menentu, kadang juga hujan badai, ketika pemilik barang sudah bersedia untuk diperiksa maka kita harus tetap melaksanakan tugas kita.”
“Mereka luar biasa, memiliki komitmen untuk bekerja sampai overtime, apalagi di tengah pandemi. Saya sangat apresiasi,” ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Emas, Anton Martin memberikan apresiasi kepada ketiga Pemeriksa Barang Perempuan atas dedikasinya untuk memberikan pelayanan.
“Saya percaya menjadi seorang pimpinan itu by design, tidak datang dari keberuntungan, kami memberikan kesempatan yang sama tidak hanya laki-laki namun juga perempuan. Kebijakan ini memang untuk menyiapkan calon pemimpin perempuan yang mempunyai kompeten dan teruji,” imbuhnya. (*)