Berita Blora
Nikmatnya Ayam Bakar Mak Gogok Blora, Kuliner Legendaris Berawal dari Warisan Resep dan Centong Kayu
"Kamu kelak bukalah warung, pasti laku," kata Sarti menirukan pesan sang nenek kala itu.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: M Syofri Kurniawan
Neneknya kala itu merupakan seorang sinder Perhutani.
Sebagai seorang sinder, kala itu banyak tamu yang datang ke kediaman sang nenek.
Saat ada tamu, sang nenek memilih untuk memasak sendiri makanan yang disajikan sebagai jamuan.
Sarti yang kerap menemani neneknya, akhirnya lambat laun tahu bagaimana rahasia memasak dan bumbu yang menyertainya.
Sarti yang mendampingi menjelang akhir masa hidup sang nenek akhirnya mendapat pesan agar kelak membuka usaha warung.
Pesan itu dibarengi dengan warisan berupa resep dan sebuah centong kayu.
"Kamu kelak bukalah warung, pasti laku," kata Sarti menirukan pesan sang nenek kala itu.
Selain resep yang diwarisi dari neneknya, penamaan warung Mak Gogok juga datang dari sana.
Kata Sarti, Gogok merupakan panggilan neneknya kepada anak sulung Sarti yang bernama Gemi.
"Anak saya yang pertama itu namanya Gemi, tapi mbah saya atau buyut anak saya itu manggilnya Gogok.
Jadi Mak Gogok itu ibunya Gogok," ujar dia.
Seperti keberuntungan, resep dan nama warungnya itu telah membawa Sarti dikenal sebagai maestro ayam bakar di Blora.
Bahkan setiap penikmatnya akan selalu terngiang akan rasa dan sedapnya olahan Sarti.

Dibakar dua kali
Untuk menyajikan ayam bakar, Sarti kini dibantu oleh tiga orang di warungnya.