Berita Blora
Nikmatnya Ayam Bakar Mak Gogok Blora, Kuliner Legendaris Berawal dari Warisan Resep dan Centong Kayu
"Kamu kelak bukalah warung, pasti laku," kata Sarti menirukan pesan sang nenek kala itu.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: M Syofri Kurniawan
Masing-masing memiliki tugas berbeda.
Ada yang siaga di depan tungku pembakaran, bertugas di kasir, dan yang satu lagi siaga menyajikan hidangan ke meja pelanggan.
Untuk sampai ke meja setiap penikmatnya, ayam bakar Mak Gogok melalui berbagai tahapan.
Pertama setelah disembelih, seekor ayam kampung utuh dibersihkan kemudian langsung dibakar di atas tungku.
Pembakaran masih tradisional menggunakan kayu. Sekira 15 menit, ayam diangkat baru diungkep bersama bumbu rempah-rempah.
Proses inilah yang kemudian menjadikan ayam bakar begitu khas dan nikmat saat disantap.
Dari ungkepan bumbu, ayam akan kembali dibakar setelah ada pemesan. Jadi, ayam bakar disajikan dalam kondisi masih hangat.
"Selalu pakai ayam kampung," kata dia.
Menu ayam bakar Mak Gogok dipatok seharga Rp 140 ribu per ekor, itupun sudah termasuk lalap sayur dan sambalnya.
Kalau memang dirasa terlalu banyak sajian satu ekor utuh, penikmat juga bisa memesan separuhnya.
Yang menarik di sini, penikmat ayam bakar akan disajikan dua sambal sekaligus yakni sambal terasi dan sambal gurih yang terbuat dari kacang dan santan sebagai kawan menikmati ayam bakar.
Salah seorang penikmatnya, Mutohar (34) asal Semarang, tidak jarang menyempatkan diri datang ke warung Mak Gogok saat bertandang ke Blora.
"Punya saudara di Blora, jadi sering ke Mak Gogok saat ke sini," ujar Mutohar.
Bagi Mutohar, ayam bakar Mak Gogok dinilainya istimewa. Ayam kampung yang tersaji begitu empuk dan meresapnya bumbu menjadikannya selalu terngiang untuk menikmatinya saat berada di Blora. (goz)
• Ivan Gunawan ke Vicky Prasetyo: Kalau Gak Punya Duit Jangan Kawinin Anak Orang
• Mati Lampu Saat Live, Zaskia Adya Mecca Minta Maaf Kecewakan Klien
• Saran Roger Danuarta untuk Arie Kriting, Sama-sama Pernah Tak Direstui Ortu Istri
• Satnarkoba Gledah Toko Kelontong di Kebakkramat Karanganyar, Temukan Sabu dan Obat-obat Terlarang