Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Fakta Baru Mbah RT Nyopet Duit di Banjarnegara, Rumahnya di Cilacap, Polisi Janji Beri Sembako

Polisi mengungkap fakta baru nenek ketahuan mencopet di Pasar Mandiraja Banjarnegara. Ternyata rumahnya asli Cilacap.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Daniel Ari Purnomo
tangkapan layar/ist
Ibu diduga mencopet saat diamankan warga Pasar Mandiraja menuju Polsek Mandiraja (tangkapan layar/ist) 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Polisi mengungkap fakta baru nenek ketahuan mencopet di Pasar Mandiraja Banjarnegara, belum lama ini.

Ternyata rumahnya asli Cilacap.

Tak Ada Libur Panjang Perayaaan Imlek di Jawa Tengah, Ganjar: Barongsai dan Kembang Api Jangan Dulu

Forsimasu Gelar Expo Kampus untuk Siswa MA Silahul Ulum Pati

Anak Dibunuh Ibu Kandung dan Ayah Tiri, Mayat Dimasukkan ke Dalam Drum Isi Air, Ibu Angkat Menyesal

Kembalikan HP Temuan, Nuraisyah Malah Jadi Tersangka & Diperas Oknum Polisi Rp 35 Juta 

Dia juga tinggal sebatang kara.

Hal tersebut terungkap saat proses penyidikan oleh kepolisian. 

Kapolsek Mandiraja AKP Suyit Munandar berujar pelaku ditangkap warga seusai kepergok mencopet uang Rp 100 ribu. 

"Jadi pelaku ini hidup sebatang kara, suami dan anaknya merantau.

Dia bingung enggak punya uang, akhirnya nekat nyopet buat makan sehari-hari," kata Suyit.

Dia diarak warga setempat ke kantor polisi. 

Penyidikan pun dilakukan. 

Inisial nenek itu adalah RT, perempuan berusia 48 tahun. 

Meski dikatakan belum berusia lanjut, namun kondisi fisik pelaku bisa dikatakan sudah renta. 

Kulitnya berkeriput. 

Punggungnya bungkuk. 

Jalannya gemetar. 

Tubuhnya pun kurus.

Istilah jawanya adalah badannya tinggal lunglit atau balung dan kulit. 

Artinya badannya tinggal tulang dan kulit. 

Mbah RT mengaku tinggal di Cilacap

Kronologi

AKP Suyit mengatakan, RT menempuh perjalanan dari Cilacap hingga sampai Purwokerto Banyumas sekitar pukul 04.00 atau waktu subuh.

Dari Purwokerto, kata dia, wanita itu menggunakan jasa ojek menuju Pasar Mandiraja Banjarnegara

"Sampai di Mandiraja sekitar pukul 5.54 Wib, " katanya

Meski matahari masih merangkak, gelap belum sepenuhnya lenyap, sekitar pukul 06.00 Wib, suasana Pasar Pagi Mandiraja sudah riuh.

Di salah satu sudut persimpangan pasar, berjajar pedagang aneka sayur menjajakan dagangan.

Pengunjung berjubel untuk membeli aneka kebutuhan.

Seorang ibu merapat ke salah satu pedagang untuk membeli sayur.

Ia membawa tas yang diselempangkan ke belakang dalam keadaan menganga.

Konsentrasinya ke arah pedagang dan sayuran di depannya. 

Melihat ada kesempatan, RT diduga timbul niat untuk mengambil barang beharga di dalam tas yang terbuka itu.

Ia memasukkan tangannya ke dalam tas.

Tetapi aksinya gagal lantaran lebih dulu ketahuan korban. 

"Tangan ibu itu ikut terbawa saat tas itu ditarik pemiliknya, " katanya

Menyadari tasnya dirogoh, ia membentak RT dan memeringatkan perbuatannya yang tak terpuji.

RT sempat memohon maaf, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Ia mengarah ke pengendara sepeda motor yang stand by di sekitar tempat itu. 

Tetapi teriakan "copet" yang melantang mengalihkan perhatian warga pasar ke arah perempuan itu.

Amarah mereka bangkit.

RT tak bisa berkutik.

Tubuh rapuhya ditarik.

Ia dicecar habis-habisan untuk mengakui perbuatannya.

Suara-suara lantang warga yang mengepungnya membuatnya kian tercekam. 

Wajahnya pucat.

Kata-katanya berat.

Bahkan kejadian itu sempat direkam warga di lokasi kejadian. 

Dalam video amatir warga, seorang nenek berhijab hijau terlihat diinterogasi oleh warga pasar dengan nada keras.

Ia terus ditekan hingga kerudungnya dijambak agar mengakui perbuatannya. 

Terdengar pula teriakan warga lain yang murka atas perbuatan nenek itu.

"Pateni bae" (Bunuh saja!). 

Tetapi ia beruntung saat itu.

Meski terlihat emosi, warga tak lantas menghakiminya dengan kekerasan fisik.

Perempuan kurus dan lemah itu pun digiring ke Mapolsek yang lokasinya tak jauh dari pasar. 

Warga cukup bijak.

Mereka tak menuruti emosi yang bisa memperburuk keadaan.

Warga memutuskan menyerahkan kasus itu ke Polsek Mandiraja yang tak jauh dari lokasi kejadian. 

Kapolsek pun berterima kasih kepada warga yang tidak main hakim sendiri dan menyerahkan kasus itu ke pihak berwajib.

Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Warga cukup sadar dengan tidak melakukan upaya yang tidak melewati batas sampai terjadi amuk massa, " katanya.

Polisi Janji Beri Sembako

Kasus itu pun berakhir damai dan diselesaikan secara kekeluargaan.

Korban merasa iba hingga tak memutuskan melapor dan melanjutkan perkara itu ke meja hijau. 

"Korban sudah memaafkan.

Tidak akan melanjutkan laporannya ke pihak berwajib.

Diselesaikan secara kekeluargaan, toh cuma hilang Rp 100.000," jelasnya.

Meski demikian, RN tetap diminta wajib lapor setiap Senin dan Kamis.

Suyit berencana akan memberikan sembako jika RN melakukan wajib lapor.

"Saya minta wajib lapor hari Senin dan Kamis.

Coba lihat nanti.

Kalau pelaku benar datang, akan saya beri bantuan sembako dan uang transport biar enggak usah nyopet lagi," jelas dia.

(*)

Viral Anggota DPR RI Sebut NTT Tidak Ada yang Istimewa, Hanya Komodo Saja

AC Milan Ingin Permanenkan Diogo Dalot, Bek Buangan Manchester United yang Moncer Bersama Rossoneri

Video DPD KNPI Karanganyar Laporkan Abu Janda ke Polres Karanganyar

Pemuda Kebumen Pakai Sabu Biar Kuat Bikin Telur Asin

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved