Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Banjir Hambat Operasional Jasa Pengiriman di Jateng, Tony: Terlambat Hanya Hitungan Jam

Cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah di Jawa Tengah membuat para pemilik usaha Jasa Pengiriman kesulitan beroperasi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Ilustrasi - Jalan Raya Semarang-Demak, Genuk, Kota Semarang hanya dapat dilewati kendaraan besar seperti truk dan bus karena masih tergenang banjir Semarang, Selasa (9/2/2021) pagi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah di Jawa Tengah membuat para pemilik usaha Jasa Pengiriman kesulitan dalam beroperasi. 

Mereka terus memutar otak agar tetap pelayanan terhadap konsumen terus berjalan. 

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jateng, Tony Winarno menyebut, ada beberapa daerah yang sempat terhambat proses pengiriman barang lantaran banjir. 

Baca juga: Istri Menunggu Dijemput Suami, Ternyata Datang Polisi Kabarkan Suami Meninggal Kecelakaan

Baca juga: Kasus Wanita Semarang Dilaporkan Besan: Kami Kecewa, Dulu Mereka Keluarga dan Hubungannya Baik

Baca juga: Pengakuan Dzaki Bocah 4 Tahun yang Diculik, Ditemukan Berjalan dengan Mata Tertutup, Tangan Terikat

Baca juga: Khirani Curhat Perlakuan Bambang Trihatmodjo Ayahnya Lalu Sebut Nama Mayangsari: Suami Siapalah

Daerah tersebut yaitu Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kudus dan Pati. 

Di daerah tersebut, kata dia, sempat mematikan akses pengiriman sehingga pihaknya mengambil beberapa langkah alternatif 

Di antaranya menghubungi konsumen agar mengambil barang di kantor cabang atau mengirimkannya ke titik pengungsian. 

Cara lainnya bertemu di suatu tempat yang sudah dijanjikan. 

"Keterlambatan memang ada hanya hitungan jam. 

Namun biasanya konsumen sudah menyadari hal itu," terangnya kepada Tribunjateng.com,Sabtu (22/2/2021).

Dia menjelaskan, berhubung bencana terjadi setiap tahun, pihaknya telah memiliki mitigasi bencana. 

Yakin menghindari rute jalan yang rawan bencana. 

Perusahaan biasanya mengalihkan rute ke jalur tol trans Jawa meski harus menambah biaya operasional. 

"Kami lebih memilih tambah biaya daripada kejebak macet panjang. 

Tambahan biaya itu sudah dihitung oleh para perusahaan dan tak jadi masalah," terangnya. 

Selain itu, pihaknya juga mewaspadai potensi bencana lainnya seperti di daerah Magelang dan Klaten karena erupsi Merapi. 

Daerah Banjarnegara, Brebes dan sekitarnya yang rawan longsor.

Ketika musim hujan seperti ini para perusahaan merubah rute pengiriman meski menjadi lebih lama. 

Hal itu agar terhindari dari kejadian tak diinginkan seperti terjebak longsor dan lainnya. 

Begitupun dengan kondisi banjir di Jakarta seperti ini pihak perusahaan sudah mengantisipasinya dengan mencari rute lain. 

"Kami biasanya saling beri info. 

Semisal melintasi daerah mana ada bencana dan menghambat perjalanan diinfokan ke teman yang lain. 

Jadi kami itu bersaing tapi bersanding," tuturnya. 

Dia menyebut, dari kejadian bencana tersebut tak ada kerugian yang dialami oleh perusahaan jasa kurir di asosiasinya. 

"Tak ada kerugian. 

Kalo di sisi kami ga ada masalah. 

Pandangan kami yang lebih dirugikan dari kondisi ini adalah produsen yang tak bisa memproduksi barang karena banjir," ungkapnya. 

Tak hanya bencana, jasa kurir juga terhambat oleh keadaan jalan rusak. 

Maraknya lubang di jalan terutama di jalur pantura. 

Imbasnya  barang mengalami kerusakan lantaran ada guncangan. 

Untuk barang penting berupa dokumen dan barang berharga , pengirim biasanya telah mengasuransikan barang tersebut sehingga ketika rusak bisa diklaim. 

Meski tak asuransi, pihak perusahaan  juga bakal tetap mengganti 10 kali lipat dari biaya kirim. 

Dia juga menilai kalau pihak perusahaan menata dan mengemas barang dengan SOP maka kejadian itu bisa diminimalkan. 

"Kerusakan barang akibat jalan rusak sangat sedikit. 

Tiap bulan barang yang masuk ke kami ratusan ribu item. 

Kerusakan yang ditemui akibat jalan berlubang di bawah 1 persen," terangnya. 

Di sisi lain, dia mengatakan, pertumbuhan jasa pengiriman tetap tumbuh baik meski dihajar pandemi Covid-19.

Angka pertumbuhan di tahun 2020 sebesar 15 persen. 

Awal pandemi sempat lesu, memasuki semester kedua hingga akhir tahun mulai menggeliat kembali. 

"Tahun 2019 tumbuh 30 persen. 

Meski turun dibandingkan tahun sebelumnya kami tetap bersyukur tetap bertahan tak ada perusahaan kami yang gulung tikar. 

Tahun 2021 bisa sama dengan tahun 2020 saja sudah bagus sekali," tandasnya. (Iwn)

Baca juga: Wanita Ini Dilaporkan Besan Setelah Angkut Perabot dari Rumah Menantu, Katanya untuk Beli Susu Cucu

Baca juga: Rebutan Kursi Ketua KONI Kudus, Imam Terpilih secara Aklamasi‎ tapi Antoni Tak Mau Mundur

Baca juga: Tingkat Keterisian Tempat Tidur Pasien Covid-19 di Karanganyar Tidak Sampai 50 Persen

Baca juga: Kapal Feri Berisi 79 Penumpang dan 15 ABK Terbalik di Dermaga Sambas: Kejadiannya Cukup Cepat

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved