Berita Temanggung
Mengenal Sentra Pengolahan Keripik Kepompong Khas Temanggung
Lima belas tahun menjadi waktu Tri Amaningsih (54) bersama suami Sudarno Rifai dalam merinstis usahanya.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: galih permadi
Semenjak terdampak pandemi Covid-19, produk keripik kepompongnya sempat turun hingga 50 persen.
Namun, perempuan 4 anak itu mengaku bersyukur karena usahanya masih tetap berjalan dalam suasana yang serba sulit.
Kata Amaningsih, produksinya sempat mengalami pasang surut selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Beberapa karyawannya sempat diberhetikan sementara sebagai upaya mengefisiensikan pengeluaran.
Kini, usahanya berangsur pulih seiring aktivitas masyarakat mulai normal kembali.
Ia juga kerap kali mendapatkan bantuan alat pendukung dari pemerintah daerah sebagai UMKM percontohan.
Tak hanya itu, melalui usanya, Amaningsih juga berhasil menghantarkan anak-anaknya hingga menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.
Sebagai wujud syukurnya, Ia berkeinginan agar usaha keripik kepompongnya bisa diteruskan oleh salah satu anaknya kelak.
"Sekarang yang terpenting adalah sehat. Semoga nanti bisa diteruskan anak dan lebih maju lagi.
Sehingga bisa narik masyarakat sekitar untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan tambahan.
Ini mau mencoba buat usaha dengan bahan baku sama dan metode yang sedikit berbeda oleh anak saya di Muntung Candiroto," tuturnya. (Sam)