Ngopi Pagi
FOKUS: Selebrasi Kamera
GOL… Teriakan warga di tepian lapangan begitu menggema seusai Bachtiar melesatkan bola ke gawang lawan. Seketika, pemain bernomor punggung 11 berlari
Penulis: deni setiawan | Editor: iswidodo
Ditulis oleh wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
GOL… Teriakan warga di tepian lapangan begitu menggema seusai Bachtiar melesatkan bola ke gawang lawan. Seketika, pemain bernomor punggung 11 berlari menghampiri pendukung timnya.
Dia berselebrasi bersujud di hadapan pendukung, yang kemudian disambut pelukan hangat sebagian penonton dan pemain lainnya. Setelah sekira 10 menit, pertandingan antarkampung tersebut pun dilanjut.
Itu sedikit gambaran suasana pertandingan di sebuah perkampungan di Kendal. Antara pemain dan penonton seakan tanpa ada batas.
Mereka yang menonton secara bebas menentukan lokasi, bahkan ada yang duduk di dahan pohon ataupun pagar rumah, asalkan tidak melewati batas berupa tali atau garis putih yang mengelilingi lapangan.
Kondisi agak berbeda ketika berada di Stadion Citarum Semarang, dan apalagi bila disejajarkan dengan yang ada di Italia maupun Inggris.
Berbicara penonton atau istilah lainnya supporter, dalam pertandingan sepak bola memang sudah menjadi bagian yang terpisahkan. Tak lagi sekadar pelengkap.
Hambar rasanya ketika suatu laga tanpa ada penonton. Suasana jadi terkesan sunyi, yang terdengar hanya teriakan pemain maupun pelatih yang sedang memberikan instruksi.
Bisa dibayangkan, semisal turnamen pramusim Liga 1, Piala Menpora 2021 tersebut digelar tanpa penonton. Supporter hanya bisa menyaksikan tim kebanggaannya melalui layar televisi ataustreaming Youtube.
Tapi mau bagaimana lagi, turnamen yang menjadi gerbang Liga 1 dan digelar pada 21 Maret hingga 25 April 2021 itu diharuskan tanpa penonton.
Bagi pemain, official tim, dan penyelenggara harus bisa mematuhi segala regulasi yang kaitannya protokol kesehatan di masa pandemi ini.
Di sisi lain, para pemain harus bisa tidak tampil ala kadarnya dan meyakini bahwa mereka juga sedang ditonton puluhan ribu supporternya.
Tak terkecuali pula membiasakan diri dalam kondisi tersebut. Contoh sederhana di saat mereka berselebrasi seusai mencetak gol.
Bukan mendekati penonton, melainkan bisa memaksa kepekaan kamera untuk menyorotnya. Dengan harapan, yang berada di rumah dapat berimajinasi pula seolah-olah mereka sedang berada di stadion dan ikut serta merayakan gol yang tercipta itu.
Itulah regulasi yang mau tidak mau memang harus dipatuhi. Ujian tidak hanya bagi tim yang bertanding, melainkan juga penyelenggara.
Termasuk cara menghalau andaikata ada sebagian supporter nekad datang ke stadion. Bagaimana pula menjamin apa yang ditayangkan tidak mengalami gangguan.
Sekadar diketahui, selain diselenggarakan tanpa penonton, pihak penyelenggara Piala Menpora 2021 juga membatasi orang di dalam stadion. Maksimal 299 orang dan dibagi menjadi empat zona.
Secara rinci, 107 orang berada di zona pertama atau yang paling dekat dengan lapangan. 2 orang di zona kedua atau di ruang ganti pemain.
Zona ketiga diisi maksimal 113 orang, berada di area tribun stadion, termasuk media massa yang meliput. Terakhir, 77 orang di luar stadion.
Untuk berada di stadion, mereka diwajibkan harus terbebas dari Covid-19, dan menjalani rapid test antigen, suhu tubuh juga di bawah 37,5 derajat Celcius.
Inilah bagian dari ikhtiar bersama. Patuh terhadap regulasi demi keberlangsungan dunia sepak bola Tanah Air ke depannya.(*)