Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Budidaya Tanaman Porang, Sudadi Warga Kab Semarang Raup Rp 800 Juta Pertahun

Tanaman Porang atau sejenis umbi-umbian dari spesies Amorphophallus Muelleri Blume yang banyak ditemukan tumbuh liar pada lahan kosong dan lembab.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: rival al manaf
Istimewa
Tanaman Porang yang dibudidayakan Sudadi petani di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Selasa 

Penulis: M Nafiul Haris

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN-Tanaman Porang atau sejenis umbi-umbian dari spesies Amorphophallus Muelleri Blume yang banyak ditemukan tumbuh liar pada lahan kosong dan lembab selama ini dianggap tidak memiliki manfaat.

Padahal, selain mengandung banyak glukomannan, sebuah zat gula kompleks dan serat larut dari ekstrak akar tanaman Porang juga jenis umbi yang bernilai ekonomi tinggi.

Seorang petani Porang asal Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Sudadi mengatakan dibandingkan menanam padi dari sisi ekonomi lebih menguntungkan Porang.

Baca juga: Chord Kunci Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat Nadin Amizah

Baca juga: Sukses Curi 6 Motor, Bocah 16 Tahun Gagal Saat Curi Kotak Amal Masjid

Baca juga: Chord Kunci Gitar Kota Dere

Baca juga: Makam Pasien Corona Dibongkar Orang Tak Dikenal, Ini Penjelasan Kompol Hemat

Menurutnya, untuk satu hektare luas lahan sawah yang ditanami 40 ribu batang Porang dalam satu kali panen mencapai hasil 80 ton umbi. Selain dijual dalam bentuk basah atau kering, biji katak yang terdapat pada tanaman Porang juga dapat diperjualbelikan.

"Saya sudah tiga tahun menanam porang. Harga jual umbi per kilogram Rp 13 ribu basah, setiap satu tanaman dapat menghasilkan 2 sampai 2,5 kilogram umbi. Sedangkan, jika dijual kering menjadi tepung perkilogram Rp 200 ribu," terangnya kepada Tribunjateng.com, di lokasi, Selasa (23/3/2021)

Sudadi menjelaskan, Porang selama ini diolah menjadi tepung untuk kebutuhan industri pangan ekspore seperti pembuatan Konnyaku atau Shirataki. Adapun beberapa negara yang menjadi tujuan ekspore hasil tanaman Porang antara lain China, Vietnam, India, dan Eropa.

Ia menambahkan, cara membudidaya tanaman Porang dianggap cukup sederhana. Seorang pemula setelah menyiapkan lahan dapat langsung menanam dengan biji ataupun menggunakan umbi bibit atau batang.

"Lokasi atau areal tanam sebaiknya pada dataran rendah karena kandungan air lebih rendah hasilnya glukoman bagus. Untuk satu hektare lahan dapat ditanami maksimal 40 ribu bibit dengan diameter 50 centimeter,"  katanya

Sudadi bercerita awal mula tertarik menanam Porang dari melihat informasi yang tersebar di media sosial. Selanjutnya,   secara otodidak mencoba menanam dan kemudian terbukti berhasil. Dari biaya perawatan tergolong rendah karena cukup membersihkan gulma atau rumput dan pupuk.

Pihaknya mengungkapkan, selama membudidayakan tanaman Porang dalam setahun dapat menghasilkan sekira Rp 800 juta baik dari penjualan umbi basah atau kering, dan biji katak untuk pembibitan Porang.

"Karena yang masuk pabrik untuk ekspore ada minimal berat 1,5 kilogram. Jadi biji kataknya dijual terpisah perkilogram dihargai Rp 10 ribu. Lalu, umbi chips atau kering harganya Rp 80-90 ribu perkilogram," ujarnya

Baca juga: Apresiasi ETLE, Plt Bupati Kudus Hartopo : Tidak Ada Pungli di Jalan Raya

Baca juga: Zlatan Ibrahimovic Anggap Rekan Setim Seperti Anak Sendiri, Ingin Bertahan AC Milan

Baca juga: Petani di Kota Tegal Tolak Rencana Impor Beras: Beras Kami Nanti Tak Laku

Terpisah, Kepala Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Riyadi menuturkan dalam rangka mendukung budidaya tanaman Porang sejumlah bantuan seperti pembibitan dan pupuk sejauh ini disediakan pemerintah desa.

Selebihnya, sejumlah pelatihan budidaya dengan mendatangkan akademisi juga mulai digalakkan tujuannya mengajak masyarakat untuk mengoptimalisasi lahan tidak produktif.

"Karena ini prospeknya sangat bagus apalagi banyak berdiri pabrik-pabrik pengolahan Porang di Jateng. Kami juga sudah ada paguyuban petani Porang total anggota 200 an. Ini juga bagian dari mendukung pemulihan ekonomi desa berbasis pertanian," jelasnya (ris)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved