Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Mata Air Asin dan Bergas di Karanganyar Ramai Dikunjungi, Pemkab Karanganyar Lirik Potensi Wisata

Perlu kajian mendalam untuk dapat menjadikan sumber air yang mengandung gas dan berasa asin di Kabupaten Karanganyar menjadi objek wisata.

Penulis: Agus Iswadi | Editor: rival al manaf
Kompas.com
Sumber air keluar dari bekas sumur bor terbakar saat disulut api di Dukuh RT 006, RW 001, Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (20/3/2021). 

Penulis: Agus Iswadi

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Perlu kajian mendalam untuk dapat menjadikan sumber air yang mengandung gas dan berasa asin di Desa Krendowahono Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar menjadi objek wisata. 

Perangkat desa setempat bersama OPD terkait serta Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Wilayah Solo telah mengadakan rapat koordinasi guna membahas keberlanjutan fenomena tersebut di Ruang Podang II Setda Karanganyar, Rabu (24/3/2021). 

Seperti diketahui bersama sumber air itu merupakan bekas pengeboran sumur dalam pada tahun lalu.

Baca juga: Diprotes Warga, Pemkot Semarang akan Tambah Tulisan Lapangan Pancasila di Simpang Lima

Baca juga: Video ETLE Baru Diluncurkan Sebanyak 3.200 Pelanggar Sudah Terekam Kamera Tilang Elektonik

Baca juga: Video Jumlah Pemakaman Korban Covid-19 di Semarang Turun Drastis

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Halaman 141 142 144 147 148 Peristiwa dalam Kehidupan

Namun setelah proses pengeboran mencapai kedalam sekitar 120 meter, air yang keluar dari pipa sambungan ternyata asin dan mengandung gas.

Sejak viral di media sosial, warga dari beberapa daerah terus berdatangan di lokasi sumber air yang berada di halaman rumah Ketua RT 6 RW 1, Sholikin Hidayat.

Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Dwi Lestari Novianti menyampaikan, pihaknya telah melakuka penelitian dan pengamatan awal terhadap sumber air tersebut. 

Dari hasil laboratorium, air yang keluar dari pipa pengeboran itu tidak layak untuk dikonsumsi karena tingkat kekeruhannya, kesadahan, klodirda dan zat padatnya cukup tinggi.

Di sisi lain juga terdapat kandungan zat besi, tembaga dan amonia. 

"Di situ memang kalau untuk kebutuhan sehari-hari, minum, mandi sesuai analisa laboratorium itu tidak layak," katanya usai rapat koordinasi. 

Namun apabila air itu melalui tahap pengolahan terlebih dahulu mungkin layak untuk dikonsumsi.

Menurutnya, apabila air itu dikonsumi dapat menyebabkan sakit perut, diare dan lainnya.

"Intinya kalo mau dikembangkan untuk wisata butuh penelitian lebih lanjut, termasuk kandungan gasnya," ungkapnya. 

Penelaah Data Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Puguh Dwi Hartanto menambahkan, ada sumur air tawar di sekitar sumber air yang mengandung gas dan berasa asin itu di sisi barat sekitar 960 meter dan ke arah selatan sekitar 100 meter. 

"Dimungkinkan air yang airnya asin itu merupakan air purba yang terjebak pada saat pembentukannya. Kemudian saat pengendapan formasi kalibeng tersebut juga terbentuk gas. Nah gas itu keluar merembes melalui rakahan, dan kemudian dipicu dengan adanya pembangunan air (sumur bor), lalu air keluar bersaman dengan gas, lalu menimbulkan air asin dan gas yang ringan itu mudah terbakar," jelasnya. 

Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Karanganyar, Agus Cipto Waluyo mengatakan, apabila hendak menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat wisata tentu kondisi sumber air itu harus terjaga seperti gasnya dan kadar garamnya. Sehingga perlu ada kajian mendalam untuk mengetahui potensi yang ada di dalam sumber air tersebut.

"Jangan-jangan sebulan ini gasnya sudah hilang, sifat garamnya sudah hilang. Dari kondisi ini belum bisa dikaji apakah dapat menjadi potensi wisata yang menjanjikan, karena kelangsungan kondisi belum diuji," ucapnya.

Baca juga: Video Kerja Sama Akademi Persib, SMA Nasional Pati Buka Kelas Khusus Atlet Sepakbola

Baca juga: Atlet Paralimpik Cabor Angkat Berat dan Catur dari Pati Ikuti Selekda Peparnas Papua 2021

Baca juga: Ventura: AC Milan Sudah Kehabisan Bensin, Inter Milan Favorit Juara Liga Italia

Baca juga: Kapolri: Program Vaksinasi Nasional yang Dilaksanakan di Jawa Tengah Mendapat Antusias Masyarakat

Agus meminta kepada pemerintah desa setempat supaya tetap menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung yang datang. Mengingat sejak ramai diperbincangkan, banyak orang yang datang ke sumber air tersebut. 

Di sisi lain apabila tidak ada pengunjung, Sholikin memanfaatkan api yang bisa muncul dari sumber air itu untuk memasak. Baik itu nasi maupun air.

Sholikin menceritakan, ada beberapa orang terutama dari luar daerah yang datang ke rumahnya untuk mengambil air dari sumber air tersebut. Mengingat air tersebut dipercaya dapat digunakan untuk pengobatan kulit. (Ais).

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved