Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Lindungi Pipa Gas Alam, China Siagakan Pasukan di Perbatasan Myanmar

Sejumlah sumber melaporkan, Beijing menyiagakan pasukannya di perbatasan Myanmar-China.

Kompas.com/Istimewa
Barisan tentara China saat parade militer di Zhurihe di China utara, Juli 2017 lalu. Presiden Xi yang kembali mengumpulkan tentaranya, Rabu (3/1/2018) mengingatkan pasukannya untuk selalu siap tempur.(AFP) 

TRIBUNJATENG.COM, NAYPYIDAW – Sejumlah sumber melaporkan, Beijing menyiagakan pasukannya di perbatasan Myanmar-China.

Pasukan China, menurut sumber tersebut, berkumpul di Jiegao yang berseberangan dengan kota Muse di Negara Bagian Shan, Myanmar.

Dilansir The Irrawaddy, Kamis (1/4/2021), China telah mengirim sejumlah pasukan dan truk militernya ke wilayah itu beberapa hari sebelumnya.

Baca juga: Dwi Indriati Meninggal Kecelakaan di Tol Nganjuk-Madiun, Mobil Karimun Ringsek Kena Belakang Truk

Baca juga: Cerita Sopir Truk Pengangkut Pohon Baobab Raksasa Crazy Rich Semarang, Ada Pantangan dan Kendala

Baca juga: Makam Teroris ISIS Zakiah Aini Ditinggalkan Keluarga Tanpa Bunga dan Nisan

Baca juga: Banjir Bandang Menerjang Gedongsongo Bandungan, Hotel Green Valley Rusak Ratusan Rumah Terdampak

Sumber dari kelompok etnik bersenjata mengatakan, China mengirim sinyal peringatan ke Myanmar.

TVBS News di Taiwan melaporkan, pasukan China ada di sana untuk melindungi pipa gas alam.

Namun saluran televisi tersebut tidak memerinci laporannya.

Pada awal Maret, China meminta junta militer Myanmar untuk melindungi pipa minyak dan gas yang mengalir ke negara tersebut.

Permintaan itu diutarakan setelah munculnya sentimen anti-China dan pengunjuk rasa mengancam akan meledakkan pipa tersebut.

Proyek saluran pipa kembar sepanjang 800 kilometer ini membentang dari Kyaukphyu di Negara Bagian Rakhine melewati wilayah Magwe, Mandalay, dan Negara Bagian Shan lalu berakhir di China.

“Negeri Panda” sendiri berkeras bahwa perebutan kekuasaan yang dilakukan militer Myanmar adalah urusan internal.

China selalu menegaskan hal itu di forum internasional termasuk di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan di Dewan Hak Asasi Manusia PBB.

 
Pada Februari, Kedutaan Besar China di Yangon menghadapi aksi demonstrasi yang berlangsung hampir setiap hari.

Para demonstran menuntut Beijing menghentikan dukungan untuk militer Myanmar.

Sentimen anti-China juga tumbuh di Myanmar, termasuk memboikot produk China.

Pada Senin (29/3/2021), tiga kelompok etnik bersenjata di Myanmar menyatakan bersedia bergabung dengan seluruh kelompok etnik untuk memerangi junta militer.

Ketiga kelompok etnik bersenjata tersebut adalah Arakan Army (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA).

Ketiganya membentuk aliansi yang dinamakan Brotherhood Alliance alias Persaudaraan Aliansi.

Tiga kelompok etnik bersenjata itu bermarkas di sepanjang perbatasan China.

Sedankan AA juga memiliki pasukan besar di Negara Bagian Rakhine utara, berbatasan dengan Bangladesh. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Siagakan Tentara di Perbatasan Myanmar, Lindungi Pipa Gas Alam"

Baca juga: Pria Ini Tewas Ditembak Setelah Serang Polisi yang Tangkap Anaknya karena Kasus Curanmor

Baca juga: Viral Peserta Ber KTP Bukan Islam Tidak Bisa Mendaftar Vaksinasi, Ini Penjelasan Muhammadiyah

Baca juga: 1.000 Kerangka di Brasil Dipindah untuk Beri Tempat Lebih Banyak bagi Korban Meninggal Covid-19

Baca juga: Sopir Fortuner Acungkan Pistol Pelototi Warga Seusai Tabrak Perempuan Plat AD

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved