Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wawancara Eksklusif

Mantan Menkes Siti Fadilah Bicara Vaksin Nusantara (1): Saya Menghargai Pemikiran Terawan

Eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menerangkan ikut menjadi relawan untuk vaksin Nusantara yang dimotori mantan Menkes Terawan Agus Putranto.

Editor: rustam aji
Warta Kota/henry lopulalan
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari 

Sehingga setelah dia pintar, pada hari ke tujuh dikembalikan lagi ke tubuh saya. Jadi saya tidak dimasukkan apa-apa kan? Jadi dendritik sel saya itu yang disuntikkan ke saya pada hari ke delapan nanti.

Hari ke delapan itu hari apa?

Tanggal 23. Aku tidak tahu sudah ada berapa relawan. Aku tidak tahu. Aku betul-betul sebagai pengikut murni. Yang saya tahu cuma Pak Ical, Pak Budi, terus Pak Dahlan Iskan, dia itu mau datang satu bus, 30 orang dari Jawa Timur.

Sebelumnya sudah divaksin?

Saya engga pernah. Saya mau menjadi relawan karena saya tertarik. Saya tidak bisa Divaksin dengan vaksin yang ada. Saya mempunyai komorbid.

Kalau pakai Sinovac, katanya Sinovac belum pernah dipakai untuk lansia. Kemudian cocoknya sama Astrazenaca atau Pfizer, saya tidak mau. Saya tidak tahu side effect-nya jangka panjang. Maka begitu ada alternatif vaksin Nusantara itulah saya tertarik. Sebetulnya menurut saya bukan vaksin, imunoterapi. Kalau vaksin itu pada prinsipnya memasukkan virus atau bagian dari virus ke dalam tubuh kita.

Punya Pak Terawan itu tidak memasukkan virus maupun bagian dari virus ke tubuh kita. Kalau secara terjemahan murni, dia adalah imunoterapi.

BPOM Sebut Keamanan dan Efektivitas Vaksin Nusantara Belum Meyakinkan?

Satu saya tidak tahu apakah itu diizinkan Badan POM atau tidak. Tapi saya ini peneliti, orang yang membimbing penelitian. Saya juga sering penelitian tapi tidak sampai ke Badan POM juga banyak. Kalau penelitian yang ke Badan POM, itu artinya resmi untuk semua orang di negara ini. Badan POM itu adalah lembaga negara. Andai ada orang yang meneliti kadang-kadang kita tidak tahu, tapi tidak mungkin dilarang. Orang meneliti itu ya tidak mungkin dilarang. Penelitian juga belum tentu berhasil.

Kenapa saya suka rela? karena saya ingin tahu hasilnya. Kalau saya jadi peserta, saya mengikuti iramanya, timing-nya. Sehingga bisa secara terbuka kita bisa melihat. Kalau saya engga tahu kan cuma dikasih tahu, hasilnya bagus atau tidak bagus. Kalau saya ikut, mau tidak mau saya akan bisa melihat dinamikanya, saya bisa melihat prosesnya.

Keseharian ibu di masa pandemi Covid-19 bagaimana?

Saya pelaku protokol kesehatan yang disiplin. Apakah 3M apakah itu 5M. Pakai masker jaga jarak, cuci tangan teratur dan benar. Di rumah saya itu selalu terbuka. Anginnya langsung masuk, AC tidak saya pakai dan segala macam. Hanya di kamar tidur saja pakainya. AC itu mempermudah virus untuk masuk. Lebih baik kita buka rumah, angin masuk, sinar matahari masuk, lebih sehatkan.

Tahun depan ditargetkan kekebalan komunal mencapai 70 persen. Bisa tercapai tidak?

Herd immunity yang dimaksud Pemerintah itukan kalau 70 persen divaksin. Kendalanya apakah itu bisa? satu. Kedua, bagaimana mengukur herd immunity selain dari jumlah itu? apakah betul 70 persen? jangan-jangan kurang dari 70 persen.

Herd immunity itu, kalau 70 persen dari satu populasi mempunyai imunitas yang bagus, nah itu populasi semuanya terlindung. Imunitas yang bagus itu bisa secara alami kalau Anda menderita Covid-19, setelah sembuh, maka Anda akan mempunyai imunitas yang jauh lebih bagus daripada Anda divaksin.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved