Wawancara Eksklusif
Mantan Menkes Siti Fadilah Bicara Vaksin Nusantara (1): Saya Menghargai Pemikiran Terawan
Eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menerangkan ikut menjadi relawan untuk vaksin Nusantara yang dimotori mantan Menkes Terawan Agus Putranto.
Saya itu mendukung dia (Terawan), supaya dia tidak putus asa. Saking menghadapi perlawanan yang sedemikian keras, saya sebagai temannya memberikannya dukungan.
Aku ikut jadi relawan deh, itu saya sendiri yang minta. Karena saya pengin tahu. Saya ikut itu memang karena saya pengin tahu, hasilnya seperti apa.
Yang dimaksud peneliti itu siapa sih?
Pak Terawan. (Vaksin Nusantara) itu idenya dari dia. Kalau dia tidak mempunyai ide untuk membuat saya kira siapapun tidak akan bisa memaksa dia. Memang dia dikeliling oleh ahli-ahli yang kebetulan kerja di Amerika itu.
Tapi ide untuk itu, menurut saya dari beliau. Soal sel dentitrik, itu dia sudah bertahun-tahun bergelut dengan dentitrik sel itu dipojokkan RSPAD. Di situ memang ada ruangan yang khusus untuk itu.
Menurut saya tidak jatuh dari langit dia tiba-tiba punya ide itu (vaksin Nusantara dengan metode dentitrik). Menurut saya engga, tapi karena dia memang bergulat terus dengan sel-sel itu. Ini yang jarang diketahui orang banyak, bahwa Terawan itu memang bergelut dengan sel cure. Untuk pasien-pasien yang kena kanker, atau diabetes yang sudah parah, itu ada di ruangan RSPAD sebelah belakang itu ada (penelitiannya).
Saya pernah diajak meninjau ke sana. Saya melihat sendiri, dan kerjasamanya dengan Jerman waktu itu, setahu saya.
Berarti vaksin dendritik itu bukan tiba-tiba saja. Memang beliau menggeluti?
Selain itu dia itu periset. Sel cure, itu berbusa-busa dia buat cerita sel cure itu. Saya waktu itu sedang kontrol di RSPAD, saya ditunjukkan laboratorium dia. Pernah dia ceritakan panjang lebar tentang dentitrik sel ini. Itu dua tahun yang lalu. Tapi bukan untuk vaksin, untuk orang-orang kanker.
Seorang peneliti, kalau ini biasanya untuk kanker, kemudian dia punya inovasi, barangkali bisa untuk Covid-19. Dia punya pendapat begitu ya kita tidak tahu. Jadi dia mungkin belum cerita dengan orang banyak kenapa dia bisa berpikir begitu.
Atau itu disimpan atau bagaimana. Maka itu saya pengin tahu banget, makanya saya ikut jadi relawan. Karena pengin banget ikutin dia sampai mentok, sampai keluar hasilnya seperti apa.
Seorang peneliti itu tidak tergantung dengan hasil. Yang kita lihat adalah prosesnya. Proses kita harus betul dan benar. Ikuti kaidah-kaidah yang benar. Makanya saya ikut karena saya ingin tahu, kaidah-kaidahnya benar tidak ya. (tribun network/denis destryawan)