Balap Liar
Terlanjur Panik dan Kabur, Balap Liar Bubar Setelah Terdengar Sirine, Ternyata Hanya Ambulans
Balap liar di jalan raya di depan Pantai Wisata Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan bubar saat sirine meraung-raung.
TRIBUNJATENG.COM, PAMEKASAN -Balap liar di jalan raya di depan Pantai Wisata Talang Siring, Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan bubar saat sirine meraung-raung terdengar.
Namun tidak ada satupun joki yang ditangkap, pasalnya yang datang bukanlah polisi, namun Ambulans yang kebetulan lewat.
Hampir setiap hari selama Ramadhan dipakai untuk balap liar.
Menurut seorang warga, Moh. Habir, tidak ada yang berani menegur dan membubarkan balap liar ini. Meski ada yang berani menegur, perkataan orang tersebut tak digubris.
Baca juga: Janin Keluar Sendiri dari Rahim Setelah Istri Tewas Dicekik Suaminya
Baca juga: Jadwal, Hasil, Klasemen, Top Skor dan Live Streaming Liga Inggris, Everton Tumbangkan Arsenal
Baca juga: Tak Mau Diajak Menikah, Janda di Medan Disiksa Pacar, Lehernya Dirantai dan Ditusuk dengan Obeng
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Sabtu 24 April Bu Rosa Dapat Informasi Baru dari Pak Sanusi
Balapan liar ini baru bisa bubar saat polisi datang.
"Kalau sudah ada polisi yang datang, mereka langsung kocar-kacir melarikan diri," tutur Habir.
Ia menceritakan, sempat ada kejadian lucu. Saat itu, terdengar dan terlihat lampu sirine dari arah barat.
Para pembalap liar itu langsung tancap gas membubarkan diri.
Usut punya usut, ternyata sirine tersebut bukan berasal dari mobil polisi, melainkan ambulans.
"Tadi ada ambulans mau lewat. Oleh mereka dikira mobil polisi sehingga mereka kabur dan membubarkan diri," ujarnya.
Resahkan warga
Habir menuturkan, balapan liar ini membuat resah warga setempat. Tak hanya membahayakan warga dan diri mereka sendiri, kegiatan ini juga mengganggu arus lalu lintas.
"Setiap hari kalau balapannya. Saya melihatnya takut karena bisa menyebabkan kecelakaan," kata Habir saat ditemui di lokasi, Jumat (23/4/2021).
Para pembalap liar kebanyakan adalah pemuda.
Mereka tak hanya berasal dari Pamekasan, terlihat juga sejumlah pemuda asal Sumenep yang ikut kebut-kebutan.