Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

53 Pemudik & Wisatawan di Jabar Terpapar Covid-19, Langsung Jalani Karantina

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, adanya pemudik yang positif Covid-19 ini menunjukkan bahwa kekhawatiran bahwa potensi adanya penyebaran

Editor: m nur huda
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat diwawancarai usai rapat koordinasi bersama gugus tugas Covid-19 Jabar di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Senin (6/4/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Sekitar 6.000 pemudik dan wisatawan menjalani pengetesan acak di sejumlah pos penyekatan di Jabar hingga Senin (17/5/2021).

Dari jumlah itu, 53 di antaranya dipastikan terpapar Covid-19. Hampir semuanya pemudik.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, adanya pemudik yang positif Covid-19 ini menunjukkan bahwa kekhawatiran bahwa potensi adanya penyebaran kasus melalui mudik itu benar adanya.

Baca juga: Swab Test Antigen Gratis Bagi Pemudik Lewat Kota Semarang: Kalau Reaktif Corona, Tanggung Akibatnya

Baca juga: Heboh Pocong Kelilingi Rumah Warga di Tangsel Buru Pemudik yang Belum Tes Swab Covid-19

Baca juga: Pemudik Ini Teriaki Polisi saat Diminta Putar Balik: Saya Tinggal Satu Kompleks sama Pak Bupati!

Pelaku perjalanan dan wisatawan yang positif ini, kata Emil, sudah ditindaklanjuti dengan isolasi mandiri.

Selama mudik Lebaran, kata Emil, ribuan pemudik juga menjalani karantina di kampung masing-masing.

"Ada 1.700 orang dikarantina. Bahwa pada saat edukasi masih lolos, penyekatan masih lolos, prosedur di karantina lima hari kami lakukan. Tercatat ribuan pemudik dikarantina di kampung masing-masing," kata Emil di Gedung Sate, Senin (17/5/2021).

Hal senada dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono.

Selama peniadaan mudik berlangsung, kata Bambang, di 5.899 desa dan kelurahan di Jabar, didirikan 13.523 posko mudik (tingkat desa) dan d 2.789 posko (tingkat kelurahan).

Sebanyak 4.229 unit ruang karantina juga didirikan di tingkat desa, dan 619 unit di kelurahan.

Bambang mengatakan, jumlah tersebut belum bisa menjadi representasi secara keseluruhan karena masih ada 7 kota/kabupaten yang belum melaporkan data terbarunya.

"Walaupun itu data bukan representasi, bisa diinformasikan bahwa upaya antisipasi pemerintah desa dan kelurahan cukup efektif," ujar Bambang melalui ponsel, Senin (17/5/2021).

Bambang mengatakan, terkait dengan pemudik yang lebih memilih melakukan isolasi mandiri di luar ruang karantina, tak lepas dari pertimbangan Satgas Covid-19 tingkat desa dan kelurahan serta tetap diawasi.

"Bersama petugas kesehatan mereka memastikan tempat isolasi mandiri pemudik tersebut itu benar-benar layak. Selain itu juga memastikan pemudik tersebut benar-benar sehat dengan menunjukkan surat negatif Covid-19," katanya.

Adapun, ruang karantina disiapkan guna mengantisipasi pemudik yang membeludak dan tidak memiliki ruang isolasi yang layak.

"Meski diisolasi di luar ruang karantina, mereka wajib tidak melakukan interaksi atau melakukan isolasi mandiri selama lima hari berturut-turut," tutur Bambang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved