Berita Viral
Deretan Pembunuhan Sadis di Temanggung, dari Ibu Kandung hingga Aisyah Bocah 7 Tahun
Deretan pembunuhan sadis yang terjadi di Temanggung, Jawa Tengah. Dari seorang anak yang tega bunuh ibu kandung hingga orangtua tega kepada anaknya.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Kejadian bermula tersangka SP memotong tali terpal lalu membuat simpul, Sabtu (22/8/2020) sekira pukul 00.00.
Selang tiga jam kemudian tersangka SP masuk ke dalam kamar korban bersama istrinya.
SP dengan menggunakan kayu menghujam kepala Naruh (75) tepat sebelah kiri.
Ketika dipukul korban sedang tertidur pulas.
Selanjutnya kedua tersangka membawa korban ke belakang rumah.
"Tersangka SP dan HM bekerja sama mengangkat hingga menjerat leher korban dengan kain terpal yang sudah disediakan sebelumnya," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (25/8/2020) sore.
Dijelaskan AKP Alfan, korban selanjutnya digantung di pohon rambutan belakang rumah.
Menantu korban lalu masuk ke rumah kembali.
Sedangkan SP masih memandangi mayat ibunya tergantung selama 5 menit.
Tujuannya untuk memastikan ibunya sudah tewas.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya.
Alasan pelaku, kata polisi, mengaku tega membunuh ibu kandungnya tersebut karena ada bisikan.
Belum jelas maksud bisikan yang dimaksud pelaku.
Namun demikian, pengakuan tersebut akan dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"Motif sementara kalau dari keterangan saudara SP ini mendapatkan bisikan untuk membunuh ibunya.
Namun, tersangka HM mengatakan ada motif ekonomi.
Sehingga masih kita dalami, motif yang sebenarnya yang membuat para pelaku ini sampai tega membunuh orangtuanya sendiri,” ujar Ali.
Akibat perbuatannya itu, pelaku dijerat Pasal 44 ayat 3 UU RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Sementara itu, SP saat dikonfirmasi mengaku menyesali perbuatannya. Menurutnya, tindakan itu dilakukan karena ada bisikan.
“Bisikan itu seolah-olah menuntun saya untuk membunuh ibu. Saya menyesal dengan kejadian ini,” tuturnya.
3. Aisyah korban dukun
Aisyah meninggal dunia seusai dibawa ke dukun oleh orangtuanya.
Menurut cerita yang beredar di media sosial, Aisyah berusia 7 tahun meninggal dunia setelah dibawa ke dukun karena keluhan orangtua yang menganggap Aisyah anak nakal.
Berikut cerita yang viral di media sosial:
"Awal mula saat lebara budhe korban yang bernama Suratini menayakan kebaradaan Aisyah kepada sang Kakek.
Lalu kakeknya menjawab Aisyah sakit sudah 4 bulan dan tidak pernah kesini.
Lalu Kakek dan Bude nya pergi kerumah orang tua Aisyah, dan mendapati Aisyah sudah menjadi mayat dan hampir menjadi kerangka (seperti mummy).
Kakek dan Bude nya kaget lalu menanyakan ada apa ini, sang ibu menjelaskan Aisyah sedang di rawat dia 4 bulan lalu di rukiah karena nakal.
Kakek dan Bude nya lalu melaporkan kejadian ini kepada Kades Bejen, bahwa ada penemuan mayat di Dusun Paponan Kec. Bejen Kab. Temanggung.
Lalu Kades tersebut melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib."
Deretan Pembunuhan Sadis di Temanggung, dari Ibu Kandung hingga Aisyah Bocah 7 Tahun
TRIBUNJATENG.COM- Deretan pembunuhan sadis yang terjadi di Temanggung, Jawa Tengah.
Dari seorang anak yang tega bunuh ibu kandung hingga orangtua tega membawa anak ke dukun hingga meninggal dunia.
Berikut 3 peristiwa pembunuhan sadis di Temanggung:
1. Ibu bunuh bayi
ibu kandung, P (42) telah ditetapkan sebagai tersangka dengan dugaan membekap mulut dan hidung korban hingga tewas.
Sementara suami tersangka, TH (42) yang menguburkan jasad anaknya hingga kini masih menjadi saksi perkara.
TH sendiri menjelaskan, ia mengaku tidak mengetahui bahwa yang dikuburkannya adalah seorang bayi juga anaknya.
Katanya, ia pikir benda berbalut selendang dilapisi karung plastik yang ditemukannya adalah bangkai anak kambing.
Atas dasar itu, TH mengaku sesegera mungkin menguburkannya di pekarangan tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Saya sama sekali tidak membuka buntelan (bungkusan) itu.
Langsung saya ambil cangkul dan menguburnya," terangnya di Mapolsek Kedu, Selasa (15/12/2020).
Penguburan jasad bayi itu, menurut TH terjadi pada, Jumat (11/12/2020) lalu.
Katanya, ia baru pulang dari sawah dan menemukan bungkusan berbau di dekat pintu rumah bagian dalam.
Diduga bangkai kambing yang sengaja diletakkan orang di rumahnya, TH pun bergegas menguburkan bungkusan tersebut tanpa melakukan pengecekan.
"Waktu itu saya pergi ke sawah, pulang-pulang ada buntelan (bungkusan) di dekat pintu, udah bau.
Tak kira batang (bangkai) cempe (anak kambing), saya kuburkan," tuturnya.
Perihal penemuan bungkusan itu, TH menceritakan kepada warga sekitar, serta menanyakan siapa yang sudah menaruh dugaan bangkai anak kambing di rumahnya.
Atas pertanyaan dari TH, warga pun bersama ketua RT setempat mengajak TH untuk melihat langsung bangkai anak kambing yang dimaksudkan.
"Kemudian dibongkar sama pak RT dan warga tempat saya menguburkan, ternyata bayi. Saya sama sekali tidak tahu," ujarnya.
Diketahui, korban merupakan bayi berjenis kelamin laki-laki yang dilahirkan pada, Kamis (10/12/2020) dari rahim seorang ibu berinisial P(42).
Korban merupakan anak ke-4 dari pasangan P dan TH.
Anak pertamanya sudah menikah dan dikaruniai seorang anak, sedangkan anak kedua dan ketiga saat ini menempuh pendidikan di pondok pesantren dan sekolah SD.
"Saya tahu bayi ya setelah dibongkar warga, sama sekali tidak tahu," ucapnya.
TH mengaku tidak mengetahui kalau istrinya hamil.
Katanya, saat itu, ia sibuk bekerja untuk menafkahi keluarganya.
TH pun mengaku sudah jarang tidur bersama sang istri dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya sudah jarang tidur satu kamar dengan istri akhir-akhir ini.
Dia tidak mau kalau saya temani.
Saya juga tidak tahu kalau (dia) hamil karena badan istri saya juga agak gemuk.
Ditanya hamil tidak, dia jawab tidak hamil," jelas TH.
Bapak 4 anak itu pun mengaku terpukul karena anak keempatnya kini sudah meninggal.
Ia mengaku heran kepada sang istri yang tega membunuh anak kandungnya usai dilahirkan.
2. Anak tega bunuh ibu
Pasutri di Temanggung, Jawa Tengah, tega membunuh ibu kandung sang suami.
Kasus ini membuat gempar warga Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung.
Suami istri benisial SP (48) dan HM (32) tega membunuh Naruh (72) yang lain adalah ibunda SP dengan sadis.
Usai membunuh ibunya yang saat itu sedang tertidur, SP kemudian menggantung jawasdnya di belakang rumah.
Warga di Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, digegerkan dengan penemuan jenazah seorang lansia.
Korban yang diketahui bernama Naruh (72) tersebut ditemukan tewas tergantung di belakang rumahnya pada Sabtu (22/8/2020).
Mendapat laporan warga, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan upaya penyelidikan.
Hasilnya, ditemukan adanya kejanggalan terhadap kematian korban.
"Setelah menerima laporan, kami olah TKP. Namun ada kejanggalan di sana, kita curiga korban bukan meninggal karena bunuh diri.
Dan hasil otopsi tim forensik hasilnya korban meninggal karena dijerat, bukan terjerat karena bunuh diri," terang Kapolres Temanggung AKBP Muhammad Ali dalam keterangan pers, Selasa (25/8/2020).
Tak butuh lama, setelah dilakukan penyelidikan itu polisi akhirnya menetapkan dua tersangka pembunuhan.
Ironisnya, kedua pelaku tersebut tak lain adalah anak kandung korban berinisial SP (48) dan menantunya berinisial HM (32).
Kejadian bermula tersangka SP memotong tali terpal lalu membuat simpul, Sabtu (22/8/2020) sekira pukul 00.00.
Selang tiga jam kemudian tersangka SP masuk ke dalam kamar korban bersama istrinya.
SP dengan menggunakan kayu menghujam kepala Naruh (75) tepat sebelah kiri.
Ketika dipukul korban sedang tertidur pulas.
Selanjutnya kedua tersangka membawa korban ke belakang rumah.
"Tersangka SP dan HM bekerja sama mengangkat hingga menjerat leher korban dengan kain terpal yang sudah disediakan sebelumnya," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (25/8/2020) sore.
Dijelaskan AKP Alfan, korban selanjutnya digantung di pohon rambutan belakang rumah.
Menantu korban lalu masuk ke rumah kembali.
Sedangkan SP masih memandangi mayat ibunya tergantung selama 5 menit.
Tujuannya untuk memastikan ibunya sudah tewas.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya.
Alasan pelaku, kata polisi, mengaku tega membunuh ibu kandungnya tersebut karena ada bisikan.
Belum jelas maksud bisikan yang dimaksud pelaku.
Namun demikian, pengakuan tersebut akan dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"Motif sementara kalau dari keterangan saudara SP ini mendapatkan bisikan untuk membunuh ibunya.
Namun, tersangka HM mengatakan ada motif ekonomi.
Sehingga masih kita dalami, motif yang sebenarnya yang membuat para pelaku ini sampai tega membunuh orangtuanya sendiri,” ujar Ali.
Akibat perbuatannya itu, pelaku dijerat Pasal 44 ayat 3 UU RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Sementara itu, SP saat dikonfirmasi mengaku menyesali perbuatannya. Menurutnya, tindakan itu dilakukan karena ada bisikan.
“Bisikan itu seolah-olah menuntun saya untuk membunuh ibu. Saya menyesal dengan kejadian ini,” tuturnya.
3. Aisyah korban dukun
Aisyah meninggal dunia seusai dibawa ke dukun oleh orangtuanya.
Menurut cerita yang beredar di media sosial, Aisyah berusia 7 tahun meninggal dunia setelah dibawa ke dukun karena keluhan orangtua yang menganggap Aisyah anak nakal.
Berikut cerita yang viral di media sosial:
"Awal mula saat lebara budhe korban yang bernama Suratini menayakan kebaradaan Aisyah kepada sang Kakek.
Lalu kakeknya menjawab Aisyah sakit sudah 4 bulan dan tidak pernah kesini.
Lalu Kakek dan Bude nya pergi kerumah orang tua Aisyah, dan mendapati Aisyah sudah menjadi mayat dan hampir menjadi kerangka (seperti mummy).
Kakek dan Bude nya kaget lalu menanyakan ada apa ini, sang ibu menjelaskan Aisyah sedang di rawat dia 4 bulan lalu di rukiah karena nakal.
Kakek dan Bude nya lalu melaporkan kejadian ini kepada Kades Bejen, bahwa ada penemuan mayat di Dusun Paponan Kec. Bejen Kab. Temanggung.
Lalu Kades tersebut melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib."
Pernyataan Polisi
Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi menuturkan, bocah 7 tahun yang ditemukan berinisial A dan masih duduk di bangku SD.
"Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, Polsek Bejen menerima laporan warga, (yaitu) Kepala Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, bahwa ada pembunuhan di sana. Petugas mendatangi lokasi, memang ditemukan mayat perempuan atas nama A, umur 7 tahun, masih SD, dalam kondisi sudah meninggal," kata Benny.
Meski begitu, hingga saat ini pihaknya mengaku belum mengetahui apa penyebab tewasnya korban.
"Penyebabnya meninggal dunia masih kami dalami, hari ini kami laksanakan otopsi oleh tim Dokpol Polda Jateng, hasilnya pemeriksaan akan kami sampaikan ke rekan-rekan," tutur dia.
Saat ditemukan, mayat korban dalam kondisi sudah kering, tinggal kulit dan juga tulang.
Mayat bocah malang itu juga dikuburkan dalam keadaan tak layak dan dibiarkan terbaring di kasur.
Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan 4 orang untuk dimintai keterangan.
Keempatnya yakni kedua orangtua korban, dan juga 2 orang tetangganya.
"Kami masih periksa ibu bapak dan 2 orang tetangganya. Apapun hasil pemeriksaan akan kami sampaikan nanti," ujar Benny. (*)
Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi menuturkan, bocah 7 tahun yang ditemukan berinisial A dan masih duduk di bangku SD.
"Tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB, Polsek Bejen menerima laporan warga, (yaitu) Kepala Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, bahwa ada pembunuhan di sana. Petugas mendatangi lokasi, memang ditemukan mayat perempuan atas nama A, umur 7 tahun, masih SD, dalam kondisi sudah meninggal," kata Benny.
Meski begitu, hingga saat ini pihaknya mengaku belum mengetahui apa penyebab tewasnya korban.
"Penyebabnya meninggal dunia masih kami dalami, hari ini kami laksanakan otopsi oleh tim Dokpol Polda Jateng, hasilnya pemeriksaan akan kami sampaikan ke rekan-rekan," tutur dia.
Saat ditemukan, mayat korban dalam kondisi sudah kering, tinggal kulit dan juga tulang.
Mayat bocah malang itu juga dikuburkan dalam keadaan tak layak dan dibiarkan terbaring di kasur.
Dalam kasus ini, pihak kepolisian mengamankan 4 orang untuk dimintai keterangan.
Keempatnya yakni kedua orangtua korban, dan juga 2 orang tetangganya.
"Kami masih periksa ibu bapak dan 2 orang tetangganya. Apapun hasil pemeriksaan akan kami sampaikan nanti," ujar Benny. (*)