Bakul Gerabah Semarang Rela Ndodok Seminggu Lebih di Kendal, Demi Ngalap Berkah Syawalan
Pemandangan baru terlihat pada syawalan 2021 di sekitar alun-alun hingga bantaran perlintasan kereta api Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
"Dagang di sini kan musiman, harus sewa lapak Rp 400.000 selama sebulan penuh. Ya gini sepi karena masih suasan Covid-19, tradisi syawalan yang biasanya ramai juga jadi sepi. Ya dari pada menganggur, mending tetap bekerja semampunya," ujarnya.
Tatik sendiri menjajakan beberapa produk dengan harga cukup terjangkau.
Mulai dari gerabah mainan, guci, bunga hias, hingga beberapa mainan anak.
Gerabah anak-anak dibadrol Rp 2.000, bunga hias Rp 5.000 - Rp 7.000 pertangkai.
Untuk guci dijual dengan harga Rp 125 ribuan, dan mainan anak Rp 10.000 - Rp 20.000 per item.
Barang dagangannya diambil dari beberapa daerah, seperti Jepara dan Yogyakarta.
"Syawalan ini sepi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun kemarin cuma boleh jualan 10 hari saja, namun masih lebih ramai," tuturnya.
Tatik sendiri sudah menjadi pedagang musiman gerabah anak-anak selama 25 tahun.
Pada masa musim syawalan ini, biasanya menjadi ladang untuk mendapatkan keuntungan banyak selama 1 bulan.
Ia berharap di sisa waktu yang ada, jumlah pembeli dagangannya terus bertambah agar ia dan suaminya tetap membawa pulang penghasilan untuk keluarga di Semarang.
Seorang pembeli, Nur Rohmah mengatakan, dalam 5 tahun terakhir, hampir setiap tahunnya ia membelikan mainan gerabah anak-anak saat momen syawalan.
Beberapa gerabah seperti teko, cobek, cangkir, dan beberapa jenis lain dibelinya untuk mainan putri dan putranya.
Ia pun mengaku peringatan syawalan kali ini terlihat cukup sepi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Hampir tiap tahun ya beli permintaan anak. Ini malah adiknya juga minta lihat kakaknya dibelikan. Ya buat main anak biar senang," ucapnya.
Petugas Posko Satgas Covid-19 Desa Kutoharjo Kaliwungu, Septi mengatakan, pada Lebaran tahun ini pihak desa sengaja tidak menggelar tradisi Syawalan untuk mencegah terjadinya kerumunan warga.