Berita Semarang
Cerita Pedagang Jalanan Malam di Kampus Semarang, Setahun Pandemi, Pak Tri Masih Gigit Jari
Tri Susilo (41) pedagang nasi goreng di area kampus Udinus, Kota Semarang, duduk termangu.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Hanya dia yang bertahan sebagai pedagang malam di kampus Udinus.
Alasannya bertahan lantaran bagian dari ikhtiar mencari penghasilan untuk tetap hidup.
Prinsipnya, barang yang dijual pasti laku jadi dia tak takut akan sepi pembeli.
"Penjualan memang anjlok 90 persen.
Tapi jadi 100 persen kalau hanya duduk di rumah.
Alhamdulillah meski seadanya tetap dapat penghasilan buat jajan anak," ungkap ayah dua anak ini.
Dia juga menyayangkan andai harus tutup selama pandemi.
Atau harus berpindah tempat berjualan agar bisa menjaring pembeli lain lantaran di kampus sepi tak ada mahasiswa.
Rupanya dia berpikiran lain.
Dia merasa sudah babat alas untuk berjualan di tempat tersebut sehingga harus tetap berjualan melayani pelanggan entah apapun kondisinya.
"Mayoritas pembeli saat ini adalah pelanggan setia, berbeda dengan dulu yang mahasiswa berganti-ganti.
Selain itu, tak mudah juga berdagang di wilayah lain yang tak pasti kondisinya," paparnya.
Dia mengaku, kondisi tersebut memang membuatnya susah.
Terutama harus memutar otak agar penghasilan yang pas-pasan tetap bisa bayar angusaran.
Namun dia tak ambil pusing lantaran sudah terbiasa susah.