Berita Semarang
Kisah Warga Tambaklorok Semarang, Sudah Pandemi Corona Rob Juga Melanda, Lebaran Tak Kemana-mana
Lebaran tahun 2021 masyarakat masih diminta pemerintah untuk tetap di rumah untuk menghindari virus corona.
Sementara anak-anak kecil sibuk bersenda gurau di tengah kepungan air yang berwarna hitam pekat.
Sebulan lebih warga Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Semarang Utara harus berjibaku dengan genangan rob yang belum juga surut.
Rumah-rumah di perkampungan nelayan itu dikepung air dengan ketinggian mulai dari ukuran mata kaki hingga mencapai lutut orang dewasa.
Bahkan, jika air laut pasang, ketinggian rob bisa mencapai lebih dari satu meter sehingga sebagian warga memilih untuk mengungsi.
Namun, warga seolah sudah terbiasa menjalani aktivitas sehari-harinya meski harus bergelut dengan luapan rob yang menerjang pemukiman mereka.
Kepasrahan terpancar dari raut wajah mereka meski banyak perabotan rumah yang basah dan barang-barang elektronik yang rusak.
Belum lagi sebagian warga lansia dan anak-anak juga kerapkali diserang penyakit kulit yang menyebabkan gatal-gatal.
Sementara itu, di ujung rumah dekat dengan bibir pantai, seorang nelayan bernama Masyur berkata sudah lebih dari satu bulan terakhir warga bertahan hidup di tengah genangan rob.
Menurut warga yang tinggal di RT.01 RW.15 Tambaklorok ini, air biasanya mulai meluap saat siang hingga malam hari.
Baca juga: 13 Rumah Warga Tambaklorok Semarang Rusak Diterjang Gelombang Pasang
Baca juga: Video Tiga Begal di Tambaklorok Semarang Jatuhkan Wanita Hamil dari Motor
Baca juga: Tiga Begal di Tambaklorok Semarang Bawa Parang Tega Jatuhkan Wanita Hamil dari Motor
"Tadi jam 2 siang sudah mulai pasang sampai sekarang belum juga surut masuk ke rumah-rumah."
"Ketinggian paling tinggi bisa sampai 1 meter lebih di kampung yang dekat dengan bibir pantai," tutur Masyur ditemui Kompas.com, Jumat (21/5/2021).
Masyur yang sejak sedari kecil tinggal di Kampung Tambaklorok ini mengatakan rob yang paling parah ada di tengah kampung yang berdekatan dengan bibir pantai.
"Sejak awal puasa kemarin air sudah pasang. Semua merata masuk ke perkampungan Tambaklorok."
"Di RW 15 sendiri ada 9 RT, per RT sekitar 90-100 KK. Secara keseluruhan ada seribuan lebih KK yang terdampak," keluhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Warga Tambaklorok Semarang, 10 Tahun Bergelut dengan Banjir Rob"