Berita Internasional
Saat Datang Bulan, Wanita di Tempat Ini Diasingkan ke Gubuk Menstrusi karena Dianggap Najis
Bila seorang pria menyentuh perempuan yang lagi mens, dia harus segera mandi karena dianggap "najis karena pergaulan."
Surekha Halami mengaku takut bila mereka melawan tradisi, maka akan mengundang kemarahan dewa-dewa dan menyebabkan sakit dan kematian bagi keluarganya.
"Nenek dan ibu saya ke kurma ghar, saya ke sana setiap bulan dan suatu hari nanti saya juga akan mengirim putri saya juga," ujarnya kepada saya.
Chendu Usendi, seorang tetua desa, mengungkapkan kepada BBC bahwa tradisi itu tidak akan berubah karena "sudah ditetapkan oleh dewa-dewa kami."
Dia mengatakan yang melawan akan dihukum dan yang melanggar tradisi harus menggelar pesta bagi semua warga kampung dengan daging babi atau kambing dan alkohol atau membayar denda.
Faktor agama dan tradisi sering disebut sebagai alasan utama untuk membenarkan pembatasan, namun makin bertambah pula perempuan kaum urban dan yang terdidik yang mempertentangkan ide-ide regresif itu.
Sejumlah kelompok perempuan sudah maju ke pengadilan untuk menuntut hak bisa masuk ke tempat-tempat ibadah Hindu maupun Muslim. Lalu kampanye di media sosial seperti tagar #HappyToBleed digaungkan untuk menghapus stigma menstruasi.
"Namun ini adalah wilayah yang sangat terbelakang dan perubahan di sini selalu bertahap. Pengalaman menunjukkan bahwa kita tidak bisa melawan ini dengan cepat," ujar Monterio.
Sedangkan pondok-pondok yang baru, lanjutnya, akan memberi ruang yang aman bagi perempuan selagi kita merencanakan masa depan untuk menghapus praktik itu dengan mendidik masyarakat.
"Dan itu lebih mudah dikatakan ketimbang dilakukan," kata Barsagade.
"Kita tahu pondok-pondok yang lebih aman bukanlah jawaban. Perempuan butuh dukungan fisik dan emosional selama menstruasi dan itu hanya bisa didapat di rumah. Namun, kami telah menyaksikan perlawanannya tidak mudah. Kami tidak punya tongkat sulap untuk mengubah situasinya."
Masalah terbesar sejauh ini, lanjut Barsagade, adalah perempuan di sana pun bahkan tidak mengerti bahwa praktik itu melanggar hak-hak mereka.
"Namun kini saya melihat sikapnya sudah berubah dan banyak perempuan yang lebih muda dan terdidik mulai mempertanyakan praktik itu. Memang akan butuh waktu, namun kami yang perubahan akan terjadi di masa datang," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dianggap Najis, Wanita Haid di India Diasingkan ke Gubuk Menstruasi"
Baca juga: Aristo Tersesat di Hutan saat Kabur Dikeroyok Gerombolan Pemuda Mabuk, Ditemukan Lemah Kelaparan
Baca juga: BERITA LENGKAP: Misteri Jasad Wanita di Jurang Gunung Salak Terungkap, Inilah Korbannya
Baca juga: KKB Papua Ancam Tembak Mati Pendatang di Bumi Cendrawasih, Ini Respons Polri
Baca juga: Klasemen Terbaru MotoGP 2021, Johann Zarco Pepet Fabio Quartararo, Yamaha Was-was