Berita Internasional
Saat Datang Bulan, Wanita di Tempat Ini Diasingkan ke Gubuk Menstrusi karena Dianggap Najis
Bila seorang pria menyentuh perempuan yang lagi mens, dia harus segera mandi karena dianggap "najis karena pergaulan."
TRIBUNJATENG.COM, MUMBAI - Di India, sebagian pihak menganggap menstruasi adalah hal yang tabu.
Wanita yang sedang haid dianggap tidak suci dan dipaksa untuk hidup di bawah batasan yang ketat.
Gubuk menjadi tempat kaum perempuan diasingkan selama menjalani masa haid.
Baca juga: Kapal Hantu Terus Melaju Meski Ditembaki Polisi dari Helikopter, Ternyata Ini Isinya
Baca juga: Pencari Madu Tewas di Hutan Setelah Minum Madu Dicampur Minuman Energi
Baca juga: Pria Berbadan Gempal Bentak Petugas Pos Penyekatan Jembatan Suramadu, Videonya Viral
Baca juga: Ular Piton 7 Meter Ditemukan Lemas Seusai Telan Anak Sapi
Kini, gubuk menstruasi di beberapa suku di Negara Bagian Maharashtra, India bagian barat tengah dipugar.
Suatu badan amal berbasis di Mumbai, Kherwadi Social Welfare Association, berinisiatif mengganti gubuk-gubuk yang sudah reyot - yang disebut kurma ghar atau gaokor - menjadi pondok layak huni yang dilengkapi tempat tidur, kamar mandi, air bersih, dan panel surya untuk mendapat listrik.
Inisiatif ini terjadi di tengah kontroversi atas stigma yang selama ini mendera perempuan desa ketika mengalami siklus alaminya setiap bulan.
Kalangan pengritik menganjurkan agar gubuk menstruasi itu sebaiknya langsung disingkirkan saja untuk menghapus stigma itu, namun ada yang menyatakan bahwa dengan memugarnya untuk menjadi pondokan baru justru menjadi tempat yang aman bagi perempuan selama stigma itu terus berlangsung.
Di India, sebagian pihak menganggap menstruasi adalah hal yang tabu. Perempuan yang tengah haid dipandang tidak suci dan dipaksa untuk hdup di bawah batasan yang ketat.
Mereka dilarang menjalankan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan dan ditolak masuk ke kuil atau tempat suci, bahkan dapur.
Namun masalah yang dialami perempuan di suku Gond dan Madia di Gadchiroli, salah satu kawasan termiskin dan terbelakang di India, tergolong ekstrem.
Pandangan tradisional setempat mengharuskan mereka untuk tinggal selama lima hari di suatu gubuk, sebagian besar terletak di luar kampung dekat dengan hutan.
Para perempuan yang tengah haid itu tidak boleh masak atau mengambil air dari sumur kampung dan harus tergantung dari kiriman makanan sesama kerabat perempuan yang tidak haid.
Bila seorang pria menyentuh perempuan yang lagi mens, dia harus segera mandi karena dianggap "najis karena pergaulan."
Perempuan di desa Tukum - yang menjadi lokasi pembangunan pertama gubuk modern tahun lalu - mengaku kini hidup bagi 90 perempuan di desa itu menjadi jauh lebih baik.
Sebelumnya, ungkap mereka, saat tanggal menstruasi mulai dekat, mereka selalu takut bila harus mengungsi ke gubuk yang sudah reyot.