Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Ilmuwan Temukan Buaya Terbesar yang Pernah Berkeliaran di Australia Jutaan Tahun Lalu

Binatang tersebut berukuran raksasa dan berkeliaran di perairan tenggara Queensland, Australia, jutaan tahun lalu.

Kompas.com/Istimewa
Gunggamarandu maunala, spesies baru buaya raksasa yang ditemukan di Australia. Dengan panjang 7 meter, reptil ini pernah menjelajahi Bumi di zaman prasejarah.(Eleanor Pease via Sci-News) 

TRIBUNJATENG.COM - Ilmuwan menemukan spesies baru buaya prasejarah.

Binatang tersebut berukuran raksasa dan berkeliaran di perairan tenggara Queensland, Australia, jutaan tahun lalu.

Itu menjelaskan garis keturunan evolusi reptil besar tersebut.

Baca juga: Kecam Barat, China Gunakan Kartun Perjamuan Terakhir Pemimpin G7

Baca juga: Inilah Profil & Kekayaan Muhammad Yusuf, Hakim yang Potong Vonis Jaksa Pinangki Jadi 4 Tahun

Baca juga: Hasil Akhir dan Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Inilah Negara yang Lolos

Baca juga: Masa Kerja Perangkat Desa Bakal Sama dengan Kepala Desa 6 Tahun? Ini Penjelasannya

Spesies baru buaya ini dinamai Gunggamarandu maunala.

"Gunggamarandu maunala adalah salah satu buaya terbesar yang pernah menghuni benua itu (Australia)," kata Jorgo Ristevski dari University of Queensland di Australia.

Dilansir The Independent, Senin (15/6/2021), nama genus Gunggamarandu berarti “bos sungai”.

Sementara nama spesies maunala berarti “kepala lubang” yang mengacu pada cekungan besar seperti lubang yang terletak di atas tengkorak hewan yang berfungsi sebagai tempat perlekatan otot.

"Nama spesies baru buaya itu untuk menghormati orang-orang Bangsa Pertama di daerah Darling Downs.

(Kami) menggabungkan kata-kata dari bahasa negara Barunggam dan Waka Waka," kata rekan penulis studi Steve Salisbury dalam sebuah pernyataan.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, para ilmuwan menganalisis tengkorak parsial yang digali di Darling Downs sekitar tahun 1875 yang disimpan dengan aman di koleksi Museum Queensland selama lebih dari seratus tahun.

Berdasarkan ukuran tengkorak, para ahli memperkirakan bahwa panjang buaya itu bisa mencapai 7 meter.

"Kami memperkirakan tengkorak itu setidaknya memiliki panjang 80 sentimeter.

Dan berdasarkan perbandingan dengan buaya hidup, ini menunjukkan panjang tubuh total (buaya) sekitar tujuh meter," kata Ristevski dalam sebuah pernyataan.

Berdasarkan analisis, para ilmuwan mengatakan Gunggamarandu maunala mirip seperti buaya Indo-Pasifik terbesar yang pernah tercatat – Crocodylus porosus.

 
Studi ini tidak dapat memperkirakan usia pasti dari fosil tersebut.

Namun para ilmuwan percaya bahwa tulang-tulang itu mungkin berusia antara dua sampai lima juta tahun.

Dilansir Sci News, Senin (14/6/2021), sebagian tengkorak Gunggamarandu maunala ditemukan di wilayah Darling Down pada abad ke-19, tepatnya tahun 1875.

Ia memiliki kombinasi fitur unik yang membedakannya dengan buaya lainnya.

Dengan menggunakan pemindaian CT X-ray, para peneliti dapat merekonstruksi rongga otak reptil secara digital dan mengungkap detail tambahan tentang anatominya.

Mereka mengatakan, buaya baru itu masih merupakan anggota sekelompok reptil yang disebut tomistominae atau "buaya palsu" - yang hanya tersisa satu spesies saat ini, terbatas di Semenanjung Malaya dan sebagian Indonesia.

“Hasilnya mengisyaratkan potensi garis keturunan hantu antara tomistominae Eropa dan Australia yang berusia lebih dari 50 juta tahun,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut.

“Dengan pengecualian Antartika, Australia adalah satu-satunya benua lain tanpa bukti fosil tomistomine.

Tetapi dengan ditemukannya Gunggamarandu maunala, kami dapat menambahkan Australia ke dalam daftar pernah dihuni oleh tomistomines,” tambah Ristevski. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buaya Raksasa dari Era Prasejarah Ditemukan di Australia, Ini Wujudnya"

Baca juga: Nagita Slavina Ngidam Nonton Film, Raffi Ahmad Sewa Satu Studio Bioskop

Baca juga: Klasemen Lengkap Euro 2021, Portugal Puncaki Grup F, Jerman Merana Jadi Juru Kunci

Baca juga: Video Detik-detik Konvoi Ambulans Bawa Pasien Covid-19 di Semarang

Baca juga: Positif Covid-19 Mau Isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang atau Islamic Centre? Ini Prosedurnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved