Virus Corona
Benarkah Ada Rumah Sakit di Jawa Tengah Berburu Tabung Oksigen ke Peternak Ikan hingga Tukang Las?
Kelangkaan oksigen masih terjadi di sejumlah daerah di Jateng, bersamaan dengan terus terjadinya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia.
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Kelangkaan oksigen masih terjadi di sejumlah daerah di Jateng, bersamaan dengan terus terjadinya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia.
Bahkan, Rumah Sakit (RS) sampai kesulitan mendapatkan pasokan oksigen yang memiliki peran vital membantu perawatan pasien covid-19.
Hal itu seperti dialami Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara. Direktur RSI Banjarnegara, Agus Ujianto mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan oksigen, pihaknya sampai berburu ke peternak ikan di beberapa kecamatan yang merupakan sentra peternak ikan di Banjarnegara.
Pihaknya terbantu oleh peternak ikan di Banjarnegara yang merelakan oksigennya untuk kesehatan dan kemanusiaan.
"Kami sangat berterimakasih atas kontribusi peternak ikan di Banjarnegara," katanya, Rabu (30/6).
Menurut dia, kebutuhan oksigen di rumah sakit itu mencapai 100 tabung/hari, dengan jumlah isolasi covid-19 yang kini mencapai 50 bed.
"Satu pasien jika kondisinya kurang baik, satu tabung besar bisa habis dalam waktu satu jam saja," ujarnya.
Dengan kondisi itu, Agus sudah melayangkan surat kepada pucuk pimpinan di Banjarnegara agar ada regulasi terkait dengan oksigen. Pihaknya bahkan berharap Banjarnegara mampu membuat oksigen yang dibutuhkan saat ini.
"Kelangkaan gas oksigen ini karena lonjakan pasien. Kalau ada pabrik khusus di Banjarnegara akan sangat membantu," ucapnya.
Kepala Bagian Pelayanan Penunjang Medis RSI Banjarnegara, Masrurotut Daroen menyatakan, satu tabung oksigen saat ini sangat berharga.
Pihaknya bahkan selalu mencari oksigen hingga kabupaten tetangga untuk memenuhi kebutuhan.
"Kami sampai jemput di Temanggung, ada satu tabung tetap kami ambil demi kemanusiaan. Oksigen yang kami gunakan sama dengan yang biasa digunakan tukang las maupun peternak ikan," jelasnya.
Adapun, kekhawatiran kurangnya pasokan oksigen untuk pasien covid-19 juga datang dari Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Abdul Aziz Achyar. Ia menyebut, tidak ada jaminan pasokan oksigen dari distributor.
"Sampai saat ini stok tersedia, hanya saja yang kami khawatirkan itu kontinuitas pengirimannya. Karena tidak ada jaminan garansi pasokan dikirim terus," ucapnya, Selasa (29/6).
Menurut dia, pasokan mulai tersendat sekitar 12 Juni 2021 lalu, pada saat sejumlah daerah mulai merasakan lonjakan kasus covid-19. Padahal, pada saat kasus covid-19 meledak di Kudus pasca-Lebaran, kondisi stok oksigen masih terbilang aman.
"Ketika lonjakan kasus di daerah lain mulai naik, pasokannya mulai terasa. Mungkin rebutan dengan rumah sakit lain," ujarnya.
Aziz menjelaskan, kondisi tersendatnya distribusi oksigen likuid itu membuat pihaknya sempat melakukan takedown selama 3 jam, di mana pihaknya perlu menyuplai tabung oksigen gas kepada pasien yang membutuhkan bantuan.
"Memang tidak sampai takedown total. Ketika stok kosong selama 3 jam, kami pakai stok tabung oksigen gas," paparnya.
Saat ini, Aziz menuturkan, kebutuhan oksigen RSUD Kudus mencapai 3 ton/hari. Padahal sebelumnya, kebutuhan oksigen 5-6 ton cukup untuk 12 hari.
Menurut dia, tangki penampungan berkapasitas 10 ton yang ada di RSUD Kudus saat ini merupakan milik PT Samator Gas. Sehingga, tidak bisa diisi perusahaan lain. "Sebenarnya ada perusahaan lain yang bisa membantu, tetapi karena ini milik Samator, jadi nggak bisa," tuturnya.
Adapun, Manajer Area Samator Gas Industri Kudus, Endi Meisony menyebut, keterbatasan armada membuat perseroan kesulitan memenuhi kebutuhan pasokan gas selama pandemi.
Menurut dia, Samator hanya memiliki empat armada untuk membantu pemenuhan pasokan tabung gas oksigen di enam kabupaten se-eks Karesidenan Pati, meliputi Rembang, Pati, Jepara, Kudus, Grobogan, dan Demak.
Angkut sendiri
Ia pun berterima kasih kepada sejumlah rumah sakit yang menyediakan armada untuk mengangkut kebutuhan oksigen sendiri.
"Untuk mempercepat pengiriman, ada rumah sakit yang menyediakan mobil untuk mengangkut tabung oksigen sendiri," terangnya, ditemui di kantornya, Jalan Raya Kudus-Pati, Selasa (29/6).
Endi menuturkan, satu armadanya mampu mengangkut 100 tabung gas, sehingga totalnya 400 tabung terdistribusi setiap hari. Namun, kebutuhannya saat ini mencapai sekitar 650 tabung/hari, sehingga perlu penambahan armada.
Ia berujar, kebutuhan pasien terhadap tabung oksigen sangat tinggi. Sehingga tabung oksigen yang baru saja dikirim sudah kehabisan. "Reduksi waktu pasien lebih banyak dibandingkan dengan pasokan oksigen yang sudah kami kirim," jelasnya.
Adapun, RS di Sragen kini diminta mengisi tabung oksigen sendiri dengan mendatangi perusahaan. Tabung oksigen dengan segela merek bisa diisikan di seluruh perusahaan penyuplai oksigen. Hal itu diungkapkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Menurut dia, sudah ada regulasi yang mengatur hal itu, sehingga bisa dilakukan.
"Pemenuhan oksigen sekarang sudah ada regulasi, bahwa tidak perlu misalnya tabung milik perusahaan A harus diisikan diperusahan itu juga. Jadi sudah boleh diisikan di mana saja, sepanjang kita punya tabung oksigen kita isikan saja," ucapnya, Senin (28/6).
Hal itu seperti dilakukan sebanyak 25 puskesmas di Sragen yang mengisikan tabung oksigen di Langgeng Oksigen Sukoharjo. Sehingga, bukan lagi perusahaan yang mengirim tabung oksigen, melainkan dari pemkab atau RS membawa tabung menggunakan armada sendiri kemudian diisi lalu dibayar.
"Ini juga berlaku untuk RS swasta. Jadi berapapun tabung akan diisi, asal menggunakan armada sendiri. Namun, oksigen liquid di RSUD dr Soehadi tetap harus dikirim," terangnya.
Yuni mengakui sempat terjadi kelangkaan pasokan oksigen imbas dari lonjakan kasus covid-19 yang tinggi dengan penyakit penyerta. (aqy/raf/uti)
Baca juga: Detik-detik Polisi Royadin Tilang Sultan HB IX di Semarang, Sempat Kaget saat Tahu Sosok Pengendara
Baca juga: WASPADA Pinjaman Tanpa Pengajuan, Pinjol Ilegal Jalankan Modus Baru Mencari Korban
Baca juga: Jokowi Umumkan PPKM Darurat Mulai 3 Juli, Akan Lebih Ketat dari Sebelumnya
Baca juga: Viral Wanita Lempar Uang pada Petugas PLN Saat Ditagih Tunggakan Listrik