Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

Fokus : Balada Susu Kaleng dan Oksigen Tabung

RASANYA baru kali ini melihat adanya fenomena orang-orang berebut mendapatkan produk susu sapi kaleng dan minuman suplemen vitamin C.

tribunjateng/bram
Moh Anhar wartawan Tribun Jateng ok 

Oleh Moh Anhar

Wartawan Tribun Jateng

RASANYA baru kali ini melihat adanya fenomena orang-orang berebut mendapatkan produk susu sapi kaleng dan minuman suplemen vitamin C. Di rak-rak minimarket, dua produk itu kosong. Kalaupun ada yang jual, harganya sudah berbeda. Jadi naik.   

Pemandangan lain yang tak biasa adalah, orang-orang antre membeli oksigen isi ulang. Oksigen dalam kemasan tabung ini dibutuhkan bagi mereka yang memerlukan terapi karena gangguan sulit mendapatkan cukup oksigen secara alami.

Terapi oksigen ini bermanfaat untuk mengurangi kadar oksigen yang rendah dan mengatasi sesak nafas.

Pandemi berselimut suasana yang tak nyaman bagi siapa pun. Ingin hidup sehat ternyata harus berusaha sedemikian rupa.

Di grup-grup Whatsapp, kabar sedih malah berseliweran. Ada yang mengabarkan sakit dan memohon didoakan agar memperoleh kesembuhan.

Ada yang mengabarkan lain, seseorang yang dekat dengan kita, entah keluarga, saudara, teman, hingga tetangga telah meninggal dunia.

Terus beruntun. Kabar itu silih berganti dengan nada yang sama.

Bila kita membuka media sosial, hal serupa juga kita dapatkan.

Satu per satu, orang-orang di sekeliling kita dikabarkan telah mendahului kita. Sebagian dari mereka mengalami jatuh sakit terlebih dulu. Sebagian yang lain bahkan masih menjalani hidup normal, dan meninggal secara tiba-tiba.

Sakit dan meninggal dunia sejatinya adalah hal yang bisa dialami siapa saja dan kapan saja. Namun, fenomena sosial belakangan ini sungguh berbeda.

Dan ini fakta.

Singkirkan perdebatan, covid-19 itu ada atau tidak? covid-19 ini sebuah konspirasi, covid-19 ini sebuah akal-akalan bisnis

Banyaknya orang sakit, IGD rumah sakit penuh, dan meninggal dunia menjadi fakta tak terbantahkan hari ini.

Namun, masih saja ada orang menyeletuk: "Sakit apa-apa kok sekarang di-covid-kan".

Media mengabarkan betapa susahnya untuk mendapatkan perawatan medis di RS saat ini karena antrean membeludak di IGD. Bed pasien penuh, hingga harus mendirikan tenda-tenda darurat untuk perawatan.

Tenaga kesehatan turut kena imbasnya. Mereka kelelahan. Tak sedikit juga yang tertular
Covid-19. Dokter dan perawat gugur dalam tugas.

Bagaimana dengan Jawa Tengah? Beberapa kota sudah menunjukkan grafik lonjakan penderita covid-19 pasca-Lebaran cukup tinggi.

Dan PPKM darurat sedang berjalan saat ini hingga 20 Juli mendatang. Aturan ini bertujuan mengurangi mobilitas warga yang diharapkan turut mampu mengurangi penyebaran covid-19.

Di beberapa titik jalan, petugas mengadang arus kendaraan, diantaranya mensyaratkan warga sudah melakukan vaksin agar bisa meneruskan perjalanan.

Sebagian diperintahkan putar balik. Berdiam di rumah dan vaksinasi ditahbiskan sebagai cara menekan laju covid-19. 

Data Satgas Penanganan Covid-19, saat ini lebih 62 ribu masyarakat Indonesia yang meninggal dari 2,38 juta kasus Covid-19.

Kita berharap angka ini bisa melandai turun, wabah menyingkir, dan kehidupan bisa berjalan normal kembali. (*)

Baca juga: Aburizal Bakrie Buka Suara Terkait Kasus Narkoba Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani

Baca juga: Bukan Curanmor Tapi Penculikan Motor, Pelaku Telepon Minta Tebusan Rp 1,8 Juta, Korban Lakukan Ini

Baca juga: Daftar Promo JSM Alfamart Hari Ini Sabtu 10 Juli, Susu Satu Liter Mulai Rp 14 Ribu

Baca juga: 8 Petugas Dishub Dipecat Karena Nongkrong di Warkop, Dilaporkan Pedagang yang Disemprot Disinfektan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved